Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin CureVac Buatan Jerman Ampuh 48 Persen Cegah Covid-19

Kompas.com - 01/07/2021, 13:38 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BERLIN, KOMPAS.com - CureVac pada Rabu (30/6/2021) mengumumkan hasil uji coba akhir, yang menunjukkan vaksin virus corona mereka memiliki tingkat kemanjuran 48 persen.

Angka itu jauh lebih rendah dari yang dikembangkan produsen vaksin Covid-19 berbasis mRNA, seperti BioNTech dan Moderna.

Hasil itu sendiri sudah diperkirakan, menyusul hasil sementara yang buruk dirilis awal bulan ini.

Baca juga: Jepang Kirim 1 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca ke Indonesia

CureVac menyebut persoalannya ada di konteks 15 strain yang beredar dan belum pernah terjadi sebelumnya di antara para relawan percobaan, serta berbagai reaksi di variasi kelompok usia.

Sebagai perbandingan, vaksin virus corona buatan produsen Jerman lainnya, BioNTech/Pfizer dan Moderna dari Amerika Serikat (AS), menunjukkan sekitar 95 persen kemanjuran dan keduanya mendapat persetujuan 18 bulan lalu.

Uji coba Pfizer-BioNTech dan Moderna saat itu hanya dengan strain asli Covid-19.

CureVac mengklaim, vaksinnya yang dikenal sebagai CVnCoV sedikit lebih baik (53 persen) di kalangan usia 18-60 tahun daripada golongan umur yang lebih tua.

Kemudian di kelompok usia 18-60 yang sama, vaksin CureVac diklaim dapat memberikan perlindungan 100 persen terhadap rawat inap dan kematian.

Baca juga: Studi Oxford: Tambahan Interval Dosis Kedua dan Ketiga Vaksin AstraZeneca Tingkatkan Kekebalan

"Dalam analisis akhir ini, CVnCoV menunjukkan nilai kesehatan masyarakat yang kuat (untuk orang berusia 18-60 tahun) yang kami yakini akan menjadi kontribusi penting untuk membantu mengelola pandemi Covid-19 dan dinamisnya penyebaran varian," ujar CEO CureVac, Franz- Werner Haas, dikutip dari AFP.

Uji coba Fase 2b/3 tahap akhir CureVac melibatkan sekitar 40.000 orang di 10 negara Eropa dan Amerika Latin. Dari jumlah tersebut, ada 228 yang tertular virus corona.

CureVac yang didirikan pada 2000 oleh pelopor mRNA, Ingmar Hoerr, pad Mei mengatakan bahwa analisis independen tidak menemukan masalah keamanan dengan dua dosis vaksinnya.

Perusahaan mengatakan, telah membagikan datanya dengan Badan Obat-obatan Eropa (EMA) dan akan memberikan rincian lebih lanjut pada konferensi pers Kamis (1/7/2021).

Baca juga: Coviran Barekat, Vaksin Covid-19 Produksi Iran yang Diklaim 85 Persen Manjur

Meskipun angka kemanjurannya tidak tinggi, CureVac mengklaim punya keunggulan dibandingkan para pesaing mRNA-nya.

Produk CureVac dapat disimpan pada suhu lemari es standar, tidak seperti vaksin Pfizer dan Moderna generasi pertama yang memerlukan freezer super dingin.

Dosis vaksin CureVac juga lebih rendah, memungkinkan untuk produksi massal lebih cepat dan lebih murah.

Uni Eropa sejauh ini telah memesan hingga 405 juta dosis vaksin CureVac.

CureVac kini sedang mengerjakan vaksin generasi kedua yang bekerja sama dengan raksasa farmasi GSK.

Baca juga: Setelah Kasus Vaksin Palsu, Muncul Insiden Suntikan Kosong di India

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com