Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes RI untuk Austria Bedah Buku "Diplomasi Membumi: Narasi Cita Diplomat Indonesia”

Kompas.com - 29/06/2021, 11:15 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Rilis

WINA, KOMPAS.com - “Verba volant, scripta manent," sepenggal peribahasa Latin kuno yang memotivasi Dubes RI untuk Austria, Slovenia, dan PBB, Darmansjah Djumala

"Artinya kurang lebih apa yang terucap mudah lenyap, apa yang tercatat pasti melekat. Itulah motivasi saya menuangkan ide dan pemikiran ke dalam tulisan. Sebab, jika pikiran hanya diucapkan, akan mudah hilang. Namun, jika dituliskan dan dibukukan akan mudah diingat untuk dijadikan bahan pembelajaran," ujar Darmansjah dalam rilis pada Senin (28/6/2021).

Darmansjah melakukan acara bedah buku "Diplomasi Membumi: Narasi Cita Diplomat Indonesia”, yang diselenggarakan oleh Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK), Kementerian Luar Negeri (Kemlu) bersama FISIP Universitas Sriwijaya (Unsri) pada 28 Juni 2021.

Baca juga: Indonesia dan AS Bangun Pusat Pelatihan Maritim Senilai Rp 50,6 miliar di Batam

Acara bedah buku tersebut merupakan bagian dari acara Forum Debriefing Kepala Perwakilan RI yang diselenggarakan secara daring oleh BPPK Kemlu.

Lebih lanjut Djumala mengatakan, diplomat sering menjadi saksi sejarah, baik peristiwa nasional maupun internasional. Banyak cara untuk memahami dan memaknai sejarah.

Salah satunya dengan cara mencatat dan menganalisis peristiwa itu, kemudan menuliskannya di media dengan niat berbagi dengan publik.

Jika dalam menyampaikan ide dan pemikirannya, diplomat mampu memetik "makna dan nilai" dari peristiwa sejarah itu, maka ia telah berkontribusi dalam wacana publik dan akademik.

"Itulah cara sederhana memaknai sejarah, memetik nilai dari sebuah peristiwa sebagai bahan pembelajaran", demikian ditegaskan Djumala.

Diplomasi di era Presiden Jokowi dan Menlu Retno disebut lebih mengarah pada upaya memberi manfaat langsung dan konkrit bagi rakyat. Untuk mencapai itu diplomasi bisa dilakukan melalui jalur bilateral dan multilateral.

Kedua jalur diplomasi itu tidak perlu diperhadapkan secara dikotomis, sebab keduanya bisa memberi manfaat langsung bagi rakyat.

Baca juga: Media Asing Soroti 21.342 Kasus Baru Covid-19 di Indonesia

 

"Diplomasi Membumi yang memberi manfaat langsung dan konkrit bagi rakyat bisa dicapai baik melalui jalur bilateral maupun multilateral", pungkas Dubes Djumala.

“Buku setebal 518 halaman tersebut merupakan kumpulan artikel di media massa dengan rentang waktu 35 tahun, sejak mahasiswa, awal karir Kemlu, hingga tulisan beberapa bulan lalu” papar Djumala.

Tulisan dibagi ke dalam 8 bagian dan berjumlah 112 artikel yang terbagi dalam dua bagian besar yaitu konsep kebijakan “Diplomasi Membumi” dan mengenai isu-isu nasional, regional dan global serta isu tematik” yang dikontekstualisasikan dengan kebijakan politik luar negeri RI.

Buku tersebut memuat Kata Sambutan dari Presiden RI Joko Widodo dan Menlu RI, serta Kata Pengantar dari Azyumardi Azra, intelektual UIN.

Sebagai pembahas buku adalah Trias Kuncahyono, wartawan senior Kompas, yang menyebut Dubes Djumala sebagai “pencatat sejarah yang baik” dan “mendudukkan perkara dengan baik”, serta mengkontekstualisasikan berbagai peristiwa nasional dan internasional dalam perspektif diplomasi dan politik luar negeri.

Baca juga: Kondisi Sejumlah Negara Hadapi Covid-19 Varian Delta dari Bangladesh, Indonesia hingga Israel

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com