Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulang Tahun Ke-50, Inilah Fakta Kejeniusan Elon Musk

Kompas.com - 28/06/2021, 15:29 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber wikipedia

KOMPAS.com - Visioner dan canggih. Itulah kesan pertama saat menyebut nama Elon Musk.

Semua perusahaannya berbasis teknologi canggih. Mulai dari SpaceX yang berfokus pada pesawat luar angkasa, PayPal di bidang keuangan, dan Tesla yang merangkul pasar otomotif.

Pria yang lahir pada 28 Juni 1971 di Pretoria, Afrika Selatan, itu hari ini genap berusia 50 tahun.

Putra dari Errol Musk dan Maye Musk ini seolah mewarisi bakat ayahnya yang bekerja sebagai insinyur elektromagnetik.

Sementara sikap flamboyannya mewarisi ibundanya, yang dulunya dikenal sebagai model.

Baca juga: Elon Musk Mengaku sebagai Orang dengan Asperger, Apa Itu Sindrom Asperger?

Bakat Elon sebagai visioner di bidang teknologi sudah tampak sewaktu masih berada di Afrika Selatan.

Pria dengan tiga kewarganegaraan, yakni Afrika Selatan, AS, dan Kanada, ini sejak kecil menggemari X-Men dan segala pernak-perniknya. Dirinya sangat tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan robot dalam film superhero itu.

Inilah salah satu pemicu yang kemudian membuatnya tertarik mempelajari pemograman komputer dasar, di usianya yang masih 9 tahun.

Rekam jejak kejeniusan masa kecilnya bahkan masih bisa dinikmati hingga saat ini.

Elon menciptakan game bernama "Blaster" di usianya yang belum genap 10 tahun, dan masih bisa dimainkan secara daring.

Game ini bernilai sekitar 500 dollar AS waktu dirinya mencoba menjualnya ke salah satu agensi. Membuatnya seolah paham bahwa teknologi bisa jadi mesin penghasil uang di masa mendatang.

Baca juga: Elon Musk Jadi Incaran Kelompok Peretas Anonymous

Selain itu, Elon kecil juga disebut "maniak ensiklopedia". Sekitar 10 jam setiap harinya, dia habiskan untuk membaca Encyclopedia Britannica.

Di situ, selain teknologi, Elon juga menemukan ketertarikan pada bidang sci-fi, terutama film-filmnya.

Tak heran kalau pada kemudian hari, dirinya menggaungkan obsesinya tentang luar angkasa, membentuk SpaceX yang sampai saat ini masih aktif di bidang antariksa.

Baca juga: Elon Musk, Sosok di Balik Kesuksesan Tesla dan SpaceX

Elon muda lantas berkuliah di University of Pennsylvania, kemudian meneruskannya di Universitas Stanford jurusan fisika untuk semakin mengasah dirinya.

Namun, teknologi selalu saja lebih mengesankannya. Kuliah bertahun-tahun dianggap terlalu lama. Alhasil, dirinya hanya berkuliah selama dua hari, dan lebih memilih mengurus bisnis teknologi di perusahaan barunya--yang sekarang dikenal dunia dengan nama PayPal.

Elon adalah contoh nyata bahwa saat teknologi sudah menjadi obsesi, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah terus memanaskan mesin, untuk kemudian melesatkannya sejauh mungkin.

Mesin yang masih menyala sempurna ini bernama Elon Musk, sang visioner teknologi abad ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com