Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Selam Terbaru Rusia Mendekat, Komandan Tertinggi AS Peringatkan Kekuatannya “Setara dengan Kita”

Kompas.com - 28/06/2021, 06:34 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

 WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Komandan Tertinggi Militer Amerika Serikat (AS) memperingatkan tentang operasi kapal selam Rusia, yang semakin mumpuni dan aktif, dan semakin dekat pantai AS.

Peringatan terbaru disampaikan pimpinan militer yang bertanggung jawab atas Amerika Utara dan perwira tinggi Angkatan Laut AS, kepada anggota parlemen AS bulan ini.

Baca juga: Rusia Luncurkan Kapal Selam yang Mampu Hancurkan Kota-kota AS

Jenderal Angkatan Udara AS, Glen VanHerck dan Laksamana Angkatan Laut AS, Michael Gilday, adalah pejabat terbaru yang mengungkapkan keprihatinannya tentang armada kapal selam Rusia ini.

Armada itu lebih kecil dari pendahulunya Soviet, tetapi telah mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Ditanya tentang ancaman "di bawah ambang batas nuklir" pada sidang subkomite Angkatan Bersenjata DPR AS (15 Juni), VanHerck mengatakan Rusia dan China "mengembangkan kemampuan" di bawah ambang batas itu "untuk membuat tanah air (AS) dalam bahaya."

“Kemampuan itu akan mencakup kapal selam yang sangat tenang,” kata VanHerck, yang memimpin Komando Utara AS dan NORAD melansir Business Insider pada Minggu (27/6/2021).

“Rusia baru saja menerjunkan kapal selam kelas Sev (Severodvinsk) kedua mereka, yang setara dengan milik kita.”

VanHerck tampaknya mengacu pada kapal selam serang bertenaga nuklir kelas Yasen milik Rusia, yang oleh NATO disebut sebagai kelas Severodvinsk. Kapal kelas Yasen kedua, Kazan, ditugaskan pada 7 Mei.

Kazan juga merupakan sub pertama dari sub-kelas Yasen-M, yang memiliki peningkatan seperti teknologi peredam suara baru dan reaktor yang lebih tenang.

Baca juga: 6 Penciptaan Kapal Selam Kuno di Dunia, Cikal Bakal Era Modern

Rusia berencana untuk menambah lima lagi Yasen-Ms ke armadanya pada akhir dekade ini.

“Dalam periode lima tahun atau lebih, mereka akan memiliki delapan hingga sembilan dari kapal selam itu, yang akan menjadi ancaman terus-menerus di lepas pantai Timur dan Barat kita yang belum pernah kita alami di masa lalu,” kata VanHerck.

Dalam kesempatan yang sama, Gilday, yang merupakan kepala operasi angkatan laut AS, membela permintaan satuannya untuk menambah hanya delapan kapal baru pada 2022, dengan mengutip aktivitas kapal selam Rusia.

Empat dari kapal itu, termasuk kapal pengawas laut kelas TAGOS yang baru, adalah kapal pendukung "yang tidak bisa kita tunggu lebih lama lagi," kata Laksamana Angkatan Laut AS, Michael Gilday.

Menurutnya, kapal TAGOS memiliki "kemampuan yang sangat unik untuk melakukan pencarian kapal selam di area luas.

“Jika saya melihat Rusia akhir-akhir ini, yah, belum lama ini Rusia hanya mengoperasikan kapal selam mereka selama periode tertentu dalam setahun. Sekarang mereka merupakan ancaman yang cukup gigih terhadap Pantai Timur AS, dan kemampuan semacam itu menjadi semakin krusial."

Permintaan armada itu juga mencakup dua kapal selam serang kelas Virginia. Ini dirancang untuk memburu kapal selam musuh dan dipersenjatai dengan rudal jelajah, yang mampu melakukan serangan jarak jauh.

Baca juga: [Cerita Dunia] Satu Orang Selamat dari Tenggelamnya Kapal Selam Inggris pada Perang Dunia II


Kemampuan serangan darat

Wakil Laksamana Daryl L Caudle, Komandan Pasukan Kapal Selam Angkatan Laut AS, dan Wakil Laksamana Andrew Lewis, yang bertanggung jawab atas Pantai Timur sebagai Kepala Armada ke-2, telah menyatakan keprihatinan yang sama.

Mereka memperingatkan bahwa AS bukan lagi "tempat perlindungan" dan bahwa Pantai Timur bukan lagi "tempat berlindung yang aman".

Kekhawatiran itu didorong oleh pengembangan rudal jelajah Kalibr, yang memberi kapal selam Rusia kemampuan serangan darat.

Jangkauan Kalibr dari 1.000 mil hingga 1.500 mil akan memungkinkan kapal selam Rusia menyerang target strategis yang berharga, seperti pelabuhan, di AS dan Eropa.

“Rusia telah mengembangkan kemampuan melalui rudal jelajah jarak jauh yang menyediakan penampang radar sangat rendah, sehingga sangat menantang untuk dideteksi,” kata VanHerck pada sidang 15 Juni sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang ancaman rudal jelajah.

Selain menggunakan pembom dan kapal permukaan, “Rusia telah mengembangkan kemampuan bawah laut dengan canggih, sangat tenang, hampir setara dengan kapal selam AS yang dapat melakukan kemampuan itu,” tambah VanHerck, tanpa menyebut Kalibr secara spesifik.

Baca juga: 5 Harga Kapal Selam Perang Termahal di Dunia Bernilai Triliunan Rupiah

Pada sidang April, VanHerck mengatakan Komando Utara tidak melihat "indikasi" bahwa pesaing sejawat kemungkinan akan menyerang AS "sekarang".

Tetapi VanHerck memperingatkan bahwa kemampuan yang dikembangkan para pesaing itu dapat "mempengaruhi" kemampuan "militer AS. Terutama untuk memproyeksikan kekuatan pada jeda waktunya."

Mark Gunzinger, seorang ahli di Institut Mitchell untuk Studi Aerospace mengatakan sejak akhir Perang Dingin, AS tidak perlu "banyak berpikir" tentang ancaman yang ditimbulkan oleh rudal jelajah yang diluncurkan dari udara dan laut, atau oleh senjata baru seperti rudal hipersonik.

“Itu adalah jenis ancaman yang membuat komandan kombatan kami terjaga di malam hari (sekarang),” kata Gunzinger kepada Insider pada Oktober.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com