Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Pertama Zambia Kenneth Kaunda Meninggal di Usia 97 Tahun

Kompas.com - 18/06/2021, 18:06 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

LUSAKA, KOMPAS.com - Presiden pertama sekaligus bapak pendiri Zambia, Kenneth Kaunda, dilaporkan meninggal di usia 97 tahun.

Dilaporkan Al Jazeera Kamis (17/6/2021), dia wafat di rumah sakit militer Lusaka, tempatnya dirawat karena pneumonia.

Kaunda memerintah Zambia mulai dari 1964, ketika negara Afrika Selatan itu memperoleh kemerdekaan dari Inggris.

Baca juga: Ikan Pembawa Keberuntungan Mati, Presiden Zambia Berduka

Dia mundur pada 1991, dan sejak saat itu menjadi salah satu aktivis melawan HIV/AIDS paling berkomitmen di Afrika.

Kabar meninggalnya Kenneth Kaunda disampaikan putranya, Kambarage, melalui unggahan di Facebook.

"Dengan hati yang sedih, kami memberitahukan meninggalnya Mzee (sang tetua). Mari berdoa untuknya," ucap Kambarage.

Presiden Edgar Lungu mengumumkan mereka akan memasuki masa berkabung selama 21 hari atas kematian Kaunda.

"Atas nama seluruh bangsa dan saya pribadi, saya berdoa semoga keluarga Kaunda diberi ketabahan saat kita mengenang presiden pertama dan ikon Afrika," kata Lungu.

Dikenal dengan julukan KK, Kaunda dilaporkan kondisinya memburuk dan dilarikan ke Rumah Sakit Maina Sono Senin (14/6/2021).

Baca juga: Keluarga Gajah Terekam Menginvasi Hotel di Zambia untuk Sarapan

Meski ekonomi Zambia bernasib buruk di pemerintahannya, Kaunda dikenang sebagai pejuang anti-kolonial yang menentang kekuasaan kulit putih.

Anak bungsu dari delapan bersaudara, Kaunda kehilangan ayahnya saat dia berumur delapan tahun.

Dia memulai karier politiknya sebagai sekretaris penyelenggara Kongres Nasional Afrika di Rhodesia Utara (NRANC) di Provinsi Zambia Utara.

Namun pada 1958, dia memutuskan berpisah dari NRANC dan membentuk Kongres Nasional Afrika Zambia (ZANC).

Pemerintah kolonial saat itu menerbitkan larangan setahun kemudian, dengan Kaunda dipenjara selama sembilan tahun.

Pada 1959, ZANC berubah nama menjadi Partai Bersatu untuk Pembangunan Nasional (UNIP). Setahun kemudian, dia dilepaskan dari penjara.

Baca juga: Presiden Zambia Berkomentar soal Gay, Dubes AS Ancam Potong Bantuan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com