Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Islam Israel yang Menangkan Naftali Bennett Bersumpah Rebut Kembali Tanahnya

Kompas.com - 14/06/2021, 17:11 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

TEL AVIV, KOMPAS.com - Pemimpin partai Islam konservatif Ra'am, Mansour Abbas, bersumpah akan merebut kembali tanah orang Arab di Israel yang diambil alih penduduk Israel.

Ini menyusul kemenangan Naftali Bennett sebagai perdana menteri baru, menggantikan Benjamin Netanyahu, dalam voting di parlemen Minggu (13/6/2021).

Ra'am disebut memberi dukungan kunci untuk koalisi yang akhirnya memenangkan Bennett.

Baca juga: Profil Naftali Bennett, Perdana Menteri Israel yang Baru, Kerap Serukan Caplok Tepi Barat

Dilansir Times of Israel, Abbas dengan tegas akan melakukan hal-hal yang sudah lama jadi aspirasi pendukung partainya.

"Kami akan merebut kembali tanah yang diambil alih dari orang-orang kami," kata Abbas dalam pidatonya di depan sidang pleno Knesset, 13 Juni kemarin. 

“Kami berasal dari negara yang berbeda, agama yang berbeda, dan sektor yang berbeda. Ada satu hal yang menghubungkan semua warga Israel, dan itu adalah kewarganegaraan,” tambahnya.

Baca juga: Israel Ganti Pemerintahan, Palestina Sambut dengan Curiga

Abbas menolak klaim yang menyebut bahwa pemerintah yang akan datang akan “menjual bagian selatan Israel” pada partainya.

"Tidak ada yang menjual selatan ke Ra'am, itu masih tetap dalam wilayah negara Israel," kata Abbas.

“Warga negara selatan adalah warga Negara Israel. Ada ketidaksepakatan tentang kepemilikan tanah, dan situasi ini terjadi di semua negara modern,” tambahnya.

Baca juga: Israel Punya Perdana Menteri Baru, Hamas Tegaskan Terus Melawan

Kesepakatan koalisi yang ditandatangani antara Ra'am dan Yesh Atid, perintis koalisi, mencakup pengakuan formal tiga komunitas Badui di Selatan, serta memperpanjang pembekuan Hukum Kaminitz yang menindak konstruksi ilegal, hingga akhir 2024.

Abbas juga menekankan bahwa partainya akan berusaha menangani kejahatan kekerasan yang terjadi di antara orang Arab Israel.

“Kekerasan dan kejahatan terorganisir menimbulkan bahaya besar bagi kehidupan kita, dan nilai tertinggi yang kita yakini adalah nilai kehidupan manusia. Bagaimana kita bisa mengklaim sebagai patriot bahkan ketika kita gagal melindungi anak-anak bangsa kita?” kata Abbas.

“Kesabaran kami masih panjang. Kami akan terus maju di jalan ini,” tambahnya.

Baca juga: Karier Militer Naftali Bennet, PM Israel yang Baru, yang Kontroversial

Abbas juga mengatakan partainya akan bekerja memajukan dialog yang akan membawa hubungan yang lebih baik, baru, berprinsip bagi semua warga negara, termasuk Yahudi dan Arab.

"Kami akan menjembatani kesenjangan di tingkat nasional dan tingkat agama, dan akan membawa kita bersama ke dialog yang akan membantu kita memahami satu sama lain dan tidak memandang satu sama lain sebagai musuh," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com