Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini Dalam Sejarah: AS Larang Pengiriman Bayi Lewat Jasa Kantor Pos

Kompas.com - 13/06/2021, 22:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Hari ini dalam sejarah dunia, layanan pengiriman pos Amerika Serikat (AS) akhirnya melarang pengiriman bayi atau anak-anak melalui pos.

Seperti dalam legenda “bangau pengirim bayi,” AS pernah membiarkan pengiriman bayi hingga anak-anak manusia melalui layanan Kantor Pos AS.

Industri jasa pengiriman barang, termasuk parsel besar dianggap sebagai inovasi yang signifikan pada awal abad ke-20.

Sistem pengiriman adalah kenyamanan besar bagi orang AS saat itu, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah pedesaan.

Layanan baru ini menggairahkan penduduk desa. Mereka bahkan awalnya mulai mengirim apa pun, yang mereka bisa kirim melalui pos parsel, bahkan bayi dan anak-anak mereka.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah 13 Mei: Paus Yohanes Paulus II Hendak Dibunuh di Vatikan

Tidak ada aturan

Masalah dimulai saat layanan pos AS mengumumkan perluasan pengiriman paket besar atau paket secara nasional, pada 1 Januari 1913.

Jasa itu memberikan kemudahan pengiriman barang langsung dari pintu ke pintu pelanggan, sehingga sistem pos baru menjadi fenomenal. Orang AS pun memiliki akses yang lebih baik ke berbagai macam barang dan jasa.

Layanan parsel menjadi krusial di AS. Selama enam bulan pertama operasinya, ada sekitar 300 juta paket yang sudah dikirim ke seluruh negeri.

Sejak itu, petugas pos meningkatkan berat paket yang diizinkan, dari 11 pon menjadi 20 pon (9 kg). Berat maksimum kemudian terus dinaikan lagi dari 20 pom menjadi 50 pon (22 kg).

Menurut kurator Museum Nasional Smithsonian, Nancy Pope, masalah muncul kemudian saat perusahaan gagal menentukan apa yang bisa, dan tidak bisa dikirim melalui layanan pengiriman paket baru Kantor Pos AS.

Nihilnya pengaturan itu sebenarnya sudah menimbulkan masalah ketika kantor pos AS mulai menerima paket lebih dari 4 pon pada 1 Januari 1913.

Orang-orang segera mulai menguji batas pengirimannya dengan mengirimkan telur, batu bata, ular, dan “paket” tidak biasa lainnya.

“Beberapa tahun pertama layanan pos parsel—sedikit berantakan,” kata Nancy Pope, kepala kurator sejarah di National Postal Museum.

"Anda memiliki kota yang berbeda menjalankan aturan yang berbeda, tergantung pada bagaimana kepala kantor pos mereka membaca peraturan."

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Superga, Duka Torino, Petaka Timnas Italia

Awal paket istimewa

Pope telah menemukan sekitar tujuh contoh orang mengirim anak-anak antara 1913 dan 1915, dimulai dengan bayi di Ohio.

Saat itu, tidak umum untuk mengirim anak-anak. Namun saat itu, untuk jarak jauh akan lebih murah membeli perangko dan mengirimnya melalui Railway Mail (kantor pos) daripada membelikannya tiket di kereta penumpang.

Pada pertengahan Januari 1913, Jesse dan Mathilda Beagle “mengirimkan” putra mereka yang berusia delapan bulan, James, kepada neneknya di Batavia, Ohio.

Bayi James hampir 11 pom (5 kg). Artinya beratnya masih di bawah batas berat untuk paket yang dikirim melalui pos parsel.

“Orang tua anak laki-laki itu membayar 15 sen untuk perangko dan bahkan mengasuransikan anak mereka sebesar 50 dollar AS (Rp 711,200 - saat ini).” ujar Nancy Pope.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com