KOMPAS.com - Hari ini dalam sejarah dunia, layanan pengiriman pos Amerika Serikat (AS) akhirnya melarang pengiriman bayi atau anak-anak melalui pos.
Seperti dalam legenda “bangau pengirim bayi,” AS pernah membiarkan pengiriman bayi hingga anak-anak manusia melalui layanan Kantor Pos AS.
Industri jasa pengiriman barang, termasuk parsel besar dianggap sebagai inovasi yang signifikan pada awal abad ke-20.
Sistem pengiriman adalah kenyamanan besar bagi orang AS saat itu, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah pedesaan.
Layanan baru ini menggairahkan penduduk desa. Mereka bahkan awalnya mulai mengirim apa pun, yang mereka bisa kirim melalui pos parsel, bahkan bayi dan anak-anak mereka.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah 13 Mei: Paus Yohanes Paulus II Hendak Dibunuh di Vatikan
Masalah dimulai saat layanan pos AS mengumumkan perluasan pengiriman paket besar atau paket secara nasional, pada 1 Januari 1913.
Jasa itu memberikan kemudahan pengiriman barang langsung dari pintu ke pintu pelanggan, sehingga sistem pos baru menjadi fenomenal. Orang AS pun memiliki akses yang lebih baik ke berbagai macam barang dan jasa.
Layanan parsel menjadi krusial di AS. Selama enam bulan pertama operasinya, ada sekitar 300 juta paket yang sudah dikirim ke seluruh negeri.
Sejak itu, petugas pos meningkatkan berat paket yang diizinkan, dari 11 pon menjadi 20 pon (9 kg). Berat maksimum kemudian terus dinaikan lagi dari 20 pom menjadi 50 pon (22 kg).
Menurut kurator Museum Nasional Smithsonian, Nancy Pope, masalah muncul kemudian saat perusahaan gagal menentukan apa yang bisa, dan tidak bisa dikirim melalui layanan pengiriman paket baru Kantor Pos AS.
Nihilnya pengaturan itu sebenarnya sudah menimbulkan masalah ketika kantor pos AS mulai menerima paket lebih dari 4 pon pada 1 Januari 1913.
Orang-orang segera mulai menguji batas pengirimannya dengan mengirimkan telur, batu bata, ular, dan “paket” tidak biasa lainnya.
“Beberapa tahun pertama layanan pos parsel—sedikit berantakan,” kata Nancy Pope, kepala kurator sejarah di National Postal Museum.
"Anda memiliki kota yang berbeda menjalankan aturan yang berbeda, tergantung pada bagaimana kepala kantor pos mereka membaca peraturan."
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Superga, Duka Torino, Petaka Timnas Italia
Pope telah menemukan sekitar tujuh contoh orang mengirim anak-anak antara 1913 dan 1915, dimulai dengan bayi di Ohio.
Saat itu, tidak umum untuk mengirim anak-anak. Namun saat itu, untuk jarak jauh akan lebih murah membeli perangko dan mengirimnya melalui Railway Mail (kantor pos) daripada membelikannya tiket di kereta penumpang.
Pada pertengahan Januari 1913, Jesse dan Mathilda Beagle “mengirimkan” putra mereka yang berusia delapan bulan, James, kepada neneknya di Batavia, Ohio.
Bayi James hampir 11 pom (5 kg). Artinya beratnya masih di bawah batas berat untuk paket yang dikirim melalui pos parsel.
“Orang tua anak laki-laki itu membayar 15 sen untuk perangko dan bahkan mengasuransikan anak mereka sebesar 50 dollar AS (Rp 711,200 - saat ini).” ujar Nancy Pope.
Tukang pos bernama Vernon O. Lytle, mengantarkan James kepada neneknya, Louis Beagle.
Kisah Beagles dimuat di surat kabar, dan mendorong orang tua lain untuk mengikutinya. Setidaknya lima anak lagi secara resmi dikirim antara 1914 dan 1915.
Baca juga: Diklaim Sudah Lahir, Keberadaan 10 Bayi Kembar Pertama Dunia Jadi Misteri
Sebuah cerita di New York Times menerbitkan laporan serupa di mana seorang nenek di Stratford, Oklahoma, mengirim seorang anak berusia dua tahun ke bibinya di Wellington, Kansas.
“Anak laki-laki itu mengenakan label di lehernya yang menunjukkan bahwa dia harus membayar 18 sen untuk mengirimnya melalui pos.”
Menurut New York Post, anak itu “diangkut 25 mil melalui rute pedesaan sebelum mencapai rel kereta api. Dia berkuda dengan petugas pos, berbagi makan siangnya dengan mereka dan tiba di tempat tujuan dalam kondisi baik.”.
Namun, menurut Majalah Smithsonian, kisah surat anak yang paling terkenal adalah Charlotte May Pierstorff.
Anak berusia empat tahun tersebut memiliki berat badan 21,9 pon. Orang tuanya menyadari bahwa mengirimnya melalui pos akan lebih murah daripada membelikannya tiket kereta api.
Mereka lalu membeli perangko pos paket 53 sen dan merekatkan perangko itu pada mantel May.
May naik di kompartemen surat kereta sampai ke Lewiston, Idaho. Dia diantar ke rumah neneknya oleh Leonard Mochel, petugas pos yang bertugas.
Namun, menurut beberapa laporan, sepupu May juga bekerja di layanan pos. Jadi tak heran pengiriman itu bisa dilakukan.
Ketika Jenderal Postmaster Albert Burleson mendengar tentang insiden ini, dia melarang pekerja pos “menerima manusia seperti surat.”
Sayangnya, peraturan baru itu tidak segera menghentikan orang mengirim anak-anak mereka melalui pos.
Setahun kemudian, seorang wanita mengirim putrinya yang berusia enam tahun dari rumahnya di Florida ke rumah ayahnya di Virginia.
Jarak sejauh 720 mil tersebut adalah perjalanan pos anak-anak paling lama masa tempuhnya dari yang pernah diidentifikasi. Biaya perangkonya mencapai 15 sen.
Baca juga: Kebijakan China Disebut Bisa Mencegah Kelahiran Jutaan Bayi di Xinjiang
Menurut sejarawan Layanan Pos Amerika Serikat Jenny Lynch, bayi dan anak-anak yang dikirim melalui pos tidak dimasukkan ke dalam kotak atau dibungkus seperti hadiah.
Mereka ditangani dengan hati-hati.
Manifestasi dari pernyataan Lynch adalah kisah Maud Smith. Anak berusia tiga tahun itu, dikirim oleh neneknya empat puluh mil melalui Kentucky, untuk mengunjungi ibunya yang sakit pada 31 Agustus 1915.
Maud naik kereta O & K di Caney, Morgan County, dan tiba di Jackson pada 11:00. Petugas surat menyematkan surat di gaunnya dan menyatakan bahwa legalitas pengirimannya diragukan.
Namun, katanya, “anak itu berada di kereta pos; oleh karena itu, dia harus dibebaskan.” Dalam perjalanan ke rumah ibunya, Maud terlihat duduk di atas tumpukan karung surat di gerobak tukang pos.
“Kerumunan besar mengikuti gerobak surat dari depot L & E saat pembawa surat James Haddix membawa bayi pos parsel ke kantor pos Jackson.
Anak itu duduk di atas bungkusan yang penuh dengan karung surat di antara lutut pembawa surat dan sibuk memakan permen yang dibawanya di dalam tas.
Balita itu juga membawa sebuah apel merah besar dan (dia) tersenyum ketika orang-orang yang penasaran melambaikan tangan mereka dan memanggilnya.”
“Anak itu mengenakan gaun merah muda yang dijahit label pengiriman, ditutupi di satu sisi dengan perangko tiga puluh tiga sen dan di sisi lain ada kata-kata berikut: Untuk Nyonya Celina Smith, peduli Jim Haddix, Jackson Ky, dari RK Maden, Caney, Ky.”
Saat itu dilaporkan bahwa, orang yang mengirim anak-anak mereka tidak menyerahkannya kepada orang asing. Di daerah pedesaan, banyak keluarga mengenal tukang pos mereka dengan cukup baik.
Namun, dua foto viral yang mungkin pernah beredar di online tentang pekerja pos yang membawa bayi di dalam tas surat mereka, sebenarnya hanya dibuat sebagai lelucon.
Seorang tukang pos mungkin membawa anak yang dibedong yang tidak bisa berjalan, tetapi dia tidak akan membiarkan bayi yang memakai popok duduk di tumpukan surat orang.
Baca juga: Di Spanyol Utara, Bayi Disucikan dengan Dilompati Pria Berkostum Iblis
Beberapa sumber mengatakan bahwa Maud Smith tampaknya adalah anak terakhir yang dikirim melalui kantor pos.
Namun, Lynch menilai itu tidak mungkin, karena beberapa laporan menyatakan bahwa pengiriman bayi dan anak-anak berlanjut hingga 1920-an.
Selain itu, berdasarkan berita Los Angeles Times pada 14 Juni 1920, Asisten Pertama Kepala Kantor Pos Jenderal Koons akhirnya memutuskan bahwa aktivitas tersebut tidak dapat diterima.
Alasannya adalah karena bayi dan anak-anak ”tidak termasuk dalam klasifikasi ‘makhluk hidup’ yang tidak berbahaya”.
Sejak itu, bayi dan anak-anak harus naik kereta, bus, dan pesawat seperti orang lain dan tidak dengan kargo, surat, serangga, dan hewan.
Praktik aneh mengirim anak-anak mungkin dilihat sebagai ketidakmampuan atau kelalaian dari pihak operator surat. Tapi Lynch berpendapat bahwa itu lebih merupakan contoh bagaimana masyarakat pedesaan mengandalkan dan mempercayai pekerja pos lokal.
Baca juga: Bagaimana Status Kewarganegaraan Bayi Pangeran Harry dan Meghan
Para kurir pos adalah pegawai negeri yang dipercaya. Konsumen bahkan berani mempercayakan nyawa bayi dan anak-anak di tangan petugas pos, untuk memastikan bayinya tiba dengan selamat di tempat tujuan.
Di zaman modern ini, terlepas dari semua teknologi yang tersedia, Layanan Pos AS masih memainkan peran penting dalam masyarakat.
Terlepas dari fakta bahwa mereka bertanggung jawab untuk mengirim surat dan paket, mereka juga bertanggung jawab untuk menangani surat suara yang sangat penting untuk pemilihan Presiden AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.