Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tempe di Amerika Serikat dan Pengusaha Besar yang Terinspirasi dari Malang

Kompas.com - 13/06/2021, 21:24 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

HUSUM, KOMPAS.com - Ada sejumlah hal yang selalu diingat dan diceritakan Seth Tibbott, pengusaha makanan nabati di Amerika Serikat, saat memulai usahanya lebih dari 40 tahun lalu.

Beberapa hal itu termasuk "rumah pohon", tempat tinggalnya selama bertahun-tahun untuk menghemat biaya serta keputusan menguras tabungannya saat itu sebanyak 2.500 dollar AS (Rp 37 juta) sebagai modal usaha mendirikan perusahaan yang menghasilkan produk nabati, Tofurky.

Satu hal lain yang ia katakan menjadi titik balik usahanya adalah Malang. Kota di Jawa Timur ini, kata Seth, menjadi inspirasinya untuk mencari tempat di luar kota yang cocok untuk memproduksi tempe.

Baca juga: Tempe Siap Saji Merambah Eropa, Hasil Inovasi Pemuda Indonesia dan Berbagai Negara

"Saya baca tentang Malang dari buku Tempe oleh Bill Shurtleff. Saya kagum dengan tebalnya tempe yang diproduksi di sana dan bahwa kawasan itu terkenal membuat tempe dengan kualitas tinggi dengan lokasi di daerah pedesaan," kata Seth kepada BBC News Indonesia.

"Cerita ini yang menginspirasi untuk memulai memproduksi tempe dengan pindah dari kota besar, ke kota kecil dengan hanya kurang dari 100 jiwa penduduk, dan terletak 90 menit dari Portland, dengan udara dan air bersih," cerita Seth.

Yang dipilihnya menjadi tempat produksi adalah gedung sekolah yang tak lagi digunakan di kota kecil Husum, Washington.

"Saya memproduksi tempe di sana selama 10 tahun dengan hanya sedikit karyawan," kenang Seth.

"Sayangnya saya belum pernah ke Malang, tapi semoga suatu saat nanti saya bisa ke sana," kata Seth lagi. Ia mengatakan terakhir kali berkunjung ke Indonesia pada 2019.

Tempe yang dijual di banyak toko dalam berbagai rasa.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Tempe yang dijual di banyak toko dalam berbagai rasa.
Selama masa produksi tempe di tempat itu, salah satu momen yang paling dikenangnya adalah menyediakan tempe untuk acara yang dihadiri ribuan orang.

"Ketika itu ada kelompok spiritual yang datang ke saya dan memesan 1.000 kilogram tempe untuk acara besar mereka. Saya terima pesanan itu. Dua bulan kemudian, 10.000 orang makan tempe dengan resep asam manis, dan sangat menakjubkan.

"Saya masih yakin, acara itu adalah pesanan tempe terbesar yang pernah saya kerjakan di Amerika. Itulah acara dengan menu tempe terbanyak dalam sejarah Amerika!"

Tempe adalah produk pertama yang ia buat untuk makanan nabati dan sampai saat ini ia sebut tetap menjadi "salah satu produk favoritnya."

Baca juga: Sama-sama Olahan Kedelai, Mana yang Lebih Sehat Tempe atau Tahu?

Saat ini produk nabati yang dibuat dengan bungkus Tofurky terdiri dari berbagai jenis makanan dan tersebar di setidaknya 27.000 toko dan supermarket.

Penjualan makanan nabati di AS meningkat 27% setahun menurut data Good Food Instute.TOFURKY via BBC INDONESIA Penjualan makanan nabati di AS meningkat 27% setahun menurut data Good Food Instute.
Tofurky hanya memiliki satu pabrik - dengan menggunakan energi tenaga surya - di Oregon dengan pekerja sekitar 200 orang dan salah satu produk yang paling laku adalah kalkun panggang dan sosis, tentunya semua dari nabati.

Usaha keluarga yang sudah berumur 40 tahun lebih ini, menurut Forbes, diperkirakan memiliki pendapatan sekitar 50 juta dollar AS dan tetap independen, tanpa genjotan modal dari pihak lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com