Seiring dengan pertumbuhan kelas menengah di China, masyarakat berpendidikan kota memaknai aksi pamer sebagai "kurang beradab atau dari 'kelas rendah'," papar Dr John Osburg, penulis buku Anxious Wealth: Money and Morality Among China's New Rich, kepada BBC.
"Perilaku itu dianggap perilaku penipu," ujarnya.
Selain itu, tambahnya, aksi pamer adalah pertanda "kurang percaya diri" pada posisi sosial.
Baca juga: Kisah di Balik Suksesnya Juragan 99 dan Shandy Purnamasari yang Dijuluki Crazy Rich Malang
Bagaimanapun, selera masyarakat China pada barang-barang mewah diduga tidak akan surut dalam waktu dekat.
Menurut perusahaan riset pasar Euromonitor International, China telah menyalip Jepang sebagai pasar barang mewah pribadi di Asia Pasifik. Diperkirakan pertumbuhan penjualan barang mewah di China akan kembali pada masa sebelum pandemi saat akhir tahun ini.
Saat kalangan orang kaya memperoleh barang-barang mewah ini, mereka bisa bersiasat agar tidak dicemooh, yakni dengan merendah sambil tetap menunjukkan kesuksesan.
"Beberapa orang kaya kini mencoba pamer dengan cara terselubung, misalnya dengan memperlihatkan foto barang-barang mewah," ujar Dr Yu.
Ambil contoh influencer MengQiqi77, yang dikenal sering berbagi gaya hidup mewahnya di media sosial. Suat saat dia "mengeluh" di Weibo bahwa tidak banyak tempat pengecasan mobil listrik di lingkungan rumahnya.
"Jadi kami tidak punya pilihan selain pindah ke rumah lebih besar dengan garasi pribadi untuk Tesla milik suami saya," tulisnya.
Pada kesempatan lain, dia berkomentar bahwa suaminya "terlalu irit" karena memilih setelan jas Zegna yang dibanderol "hanya 30.000 yuan".
Komentar pedas warganet terhadap MengQiqi77 hanya menunggu tanggal mainnya.
Para pencemooh mengejek unggahan-unggahannya, bahkan menjulukinya "tulisan-tulisan Versailles".
Istilah itu merujuk komik Jepang berjudul The Rose Of Versailles, yang terinspirasi kehidupan mewah Ratu Marie Antoinette pada abad ke-18.
Beberapa warganet kemudian memunculkan tulisan yang meniru gaya penulisan sang influencer.
Seorang warganet mengusulkan untuk mengabaikan penulis bergaya Versailles. "Pura-pura Anda tidak memperhatikan apapun yang mereka coba pamerkan," tulisnya dalam situs tanya-jawab versi China, Zhihu.
Tampaknya tidak ada solusi mudah bagi orang-orang kaya. Begini salah, begitu salah.
Baca juga: Mutoharoh, Crazy Rich yang Sebar Uang Rp 100 Juta, Pernah Kerja Kantoran dan Mulai Bisnis dari Nol
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.