Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Siapkan RUU untuk Lawan Sanksi Asing

Kompas.com - 08/06/2021, 06:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - China menyiapkan undang-undang baru untuk melindungi bisnis perusahaannya dari sanksi asing, sebuah cara yang dibangun sebagai pertahanannya terhadap meningkatnya tekanan AS.

Melansir AFP pada Senin (7/6/2021), badan legislatif China tengah mendiskusikan rancangan undang-undang (RUU) yang menjadi senjata melawan sanksi asing, menurut laporan media pemerintah pada Senin (7/6/2021) tanpa keterangan lebih lanjut.

Baca juga: China Semakin Keras Lawan Tren Kripto, Blokir Semua Akunnya di Weibo

Pada pekan lalu, Beijing menuduh Amerika Serikat (AS) "menekan" perusahaan China dan mengeluarkan ancaman pembalasan terselubung, setelah Presiden Joe Biden memperluas daftar hitam perusahaan Amerika yang dilarang berivenstasi.

Baik Biden dan pendahulunya Donald Trump telah menargetkan bisnis di China yang dipandang sebagai ancaman terhadap keamanan nasional AS karena hubungan mereka dengan aparat militer Beijing.

Baca juga: 3 Senator AS Kunjungi Taiwan, China Murka

Daftar 59 perusahaan China yang telah terlarang bagi investor Amerika mulai 2 Agustus, termasuk telekomunikasi besar, seperti China Mobile, perusahaan pengawasan video Hikvision, China Railway Construction Corp, dan China National Offshore Oil Corporation (CNOOC).

Undang-undang baru Chins ini diharapkan akan disahkan pada 2022 mendatang, menurut laporan kantor berita Xinhua.

Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: Terduga Pasien Nol Covid-19 | Rekor Baru Matahari Buatan China

Beijing telah lama mengeluhkan penerapan ekstrateritorial hukum AS melalui sanksi dan pembatasan perdagangan.

Pada Januari, China mendorong kembali sanksi internasional dengan mengizinkan pengadilan China untuk menghukum perusahaan yang mematuhi hukum negara asing, di mana itu menghancurkan kepentingan nasional negeri Panda tersebut.

Baca juga: Trump Ingin China Bayar 10 Triliun Dollar AS atas Krisis Covid-19

Sehingga, menempatkan perusahaan global mengikuti sanksi AS dalam bahaya hukum.

Dalam aturan sebelumnya yang diumumkan oleh Kementerian Perdagangan negara juga mengatakan bisnis atau orang di China tidak perlu mematuhi pembatasan asing.

Baca juga: China Minta AS untuk Ngaca Soal Catatan HAM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com