Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Covid-19 dapat Mengancam Jatuhnya Rezim Komunis China

Kompas.com - 08/06/2021, 09:53 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

BEIJING, KOMPAS.com - Kebenaran asal-usul Covid-19 disebut dapat membawa rasa malu nasional China dan menjatuhan rezim Partai Komunis.

Kecurigaan berkembang bahwa virus mematikan muncul dari laboratorium Wuhan, di mana penelitian dilakukan terhadap virus corona pada kelelawar.

Narasi asal-usul Covid-19 berasal dari laboratorium Wuhan disebut oleh sebagian orang sebagai teori konspirasi, tetapi AS telah memberikan perhatian tinggi dengan memerintahkan mata-mata AS untuk menyelidiki.

Baca juga: Ahli Mikrobiologi AS Bantu Patahkan Klaim Asal-usul Covid-19 dari Laboratorium Wuhan

Intelijen Inggris juga dilaporkan baru-baru ini mendukung teori itu dan meningkatkan status teori itu dari kemungkinan "kecil" menjadi "layak".

Penolakan pemerintah China mengizinkan penyelidikan penuh dan semakin menyangkal keras justru menambah kecurigaan bahwa pihaknya berusaha untuk menutupi kesalahan.

Menurut spesialis China Jasper Becker, jika China benar-benar melakukan itu, maka konsekuensinya akan sangat besar untuk rezim Partai Komunis dan Presiden Xi Jinping, seperti yang dilansir dari The Sun pada Minggu (6/6/2021).

Baca juga: China Menduga Tuduhan AS Soal Asal-usul Covid-19 dari Lab Wuhan Serupa Klaimnya terhadap Irak

"Rasa malu nasional mungkin akan mengakhiri 70 tahun kekuasaan Partai Komunis China," ujar Becker pada Minggu (6/6/2021).

"Itu akan membuat gejolak politik yang akan dimulai di China dan merambah ke tatanan dunia," lanjutnya.

Namun, Becker menambahkan bahwa mengakui bertanggung jawab, adalah sesuatu yang akan membawa konsekuensi yang sangat besar.

Becker juga mengkritik para ilmuwan yang mendukung klaim China bahwa virus kemungkinan besar ditularkan dari hewan dan mengabaikan teori kebocoran laboratorium.

Baca juga: China Tuding AS Main Politik dengan Luncurkan Penyelidikan Baru Asal-usul Covid-19

"Penantang teori kebocoran laboratorium bertumpu pada sikap antipati kepada Donald Trump dan kampanye pemerintah yang malawan China," ucapnya.

"Mamberikan polihan antara mendukung Trump atau Partai Komunis CHina, sebagian besar ilmuwan secara terbuka berpihak kepada China," tuduhnya.

Dalam artikelnya ia juga menyoroti bagaimana eksperimen China pada monyet yang dilahirkan dengan gen mutasi menambah kecurigaan tentang asal usul Covid-19.

China memiliki sejarah kebocoran laboratorium, di mana virus mematikan menyebar dan sejumlah kritikan telah menyoroti apa yang mereka duga sebagai pendekatan keamanan gung-ho.

Baca juga: Biden Minta Hasil Penyelidikan Asal-usul Covid-19 Badan Intelijen Diserahkan dalam 90 Hari Lagi

Becker mengatakan bahwa para ilmuwan di Wuhan telah menciptakan lebih dari 1.000 hewan rekayasa genetika sebelum ada yang mendengar nama Covid-19.

Di fasilitas yang mengerikan ini, monyet dan kelinci disuntik dengan virus yang diubah gennya. Beberapa di antaranya mirip dengan SARS-CoV-2.

"Faktanya adalah bahwa China memiliki reputasi untuk secara sembrono mendorong, atau setidaknya menoleransi, semua jenis eksperimen yang tidak diizinkan di tempat lain di dunia," ungkapnya.

Dia mengklaim para ilmuwan China telah mengambil risiko "berani" dan "tidak etis" dengan eksperimen laboratorium mereka.

Baca juga: AS Desak WHO Transparan soal Investigasi Asal-usul Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com