Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plaformnya Dilarang di Nigeria, Begini Tanggapan Twitter

Kompas.com - 06/06/2021, 16:45 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber The Hill

ABUJA, KOMPAS.com- Twitter menanggapi pelarangan platformnya di Nigeria pada Sabtu (5/6/2021). Perusahaan milik Jack Dorsey ini, dilansir The Hill, menyatakan sangat prihatin oleh pemblokiran.

"Akses gratis dan internet yang terbuka adalah hak manusia dan ini penting dalam masyarakat modern. Kami akan bekerja memulihkan akses untuk semua yang ada di Nigeria, yang mengandalkan Twitter untuk berkomunikasi dan terhubung dengan dunia," tulis Twitter.

Twitter merasa bahwa tidak semua masalah harus diselesaikan dengan pelarangan dan pemblokiran.

Apalagi, Twitter sudah jadi platform dimana warga Nigeria bisa berinteraksi dan berbagi informasi pada dunia.

Baca juga: Kicauan Presidennya Dihapus, Nigeria Langsung Larang Twitter Beroperasi

Nigeria memutuskan melarang media sosial Twitter setelah platofrm itu menghapus tweet Presiden Muhammadu Buhari karena dinilai melanggar "kebijakan perilaku kasar".

Dilansir The Hill, Menteri Informasi dan Budaya Nigeria Alhaji Lai Mohammed pada Jumat (4/6/2021) menyatakan, pelarangan ini bersifat tanpa batas waktu.

"Orang-orang memakai platform itu untuk kegiatan yang mampu merusak keberadaan Nigeria," ungkapnya.

Baca juga: Acara Bitcoin Besar-besaran di Miami Didukung Penuh Pendiri Twitter

Sebelumnya, Presiden Buhari memang sempat membandingkan serangan para pria bersenjata di kantor komisi pemilihan nasional baru-baru ini dengan Perang Saudara Nigeria dalam sebuah tweet.

"Mereka yang berperilaku buruk saat ini terlalu muda untuk menyadari kehancuran dan kehilangan nyawa yang terjadi selama Perang Saudara Nigeria," kicau Buhari.

"Mereka yang menjalani perang, akan memperlakukannya dalam bahasa yang mereka pahami." tambahnya.

Baca juga: Twitter Blue Rilis di Australia dan Kanada, Ini Fitur-fitur yang Ditawarkan

Beberapa netizen merasa bahwa tweet Buhari mengarah pada peristiwa genosida kelompok etnis tertentu.

Twitter pun akhirnya memutuskan untuk menurunkan tweet karena dinilai melanggar kebijakan "perilaku kasar".

Meski begitu, banyak orang Nigeria yang masih bisa memakai Twitter lewat jaringan pribadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com