Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkendala Diskusi, Pengiriman Vaksin ke Korea Utara Kembali Ditunda

Kompas.com - 01/06/2021, 16:56 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber Reuters

SEOUL, KOMPAS.com - Pengiriman vaksin virus corona ke Korea Utara kembali ditunda pada Selasa (1/6/2021). Dilansir Reuters, rencananya pengiriman dijadwalkan pada akhir Mei, tapi masih terhambat proses diskusi yang membuatnya ditunda lagi.

Vaksin ini akan diberikan oleh Covid-19 Vaccines Global Access (COVAX), inisiatif global yang ditujukan supaya negara-negara di dunia punya akses yang sama terhadap vaksin Covid-19.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyatakan, COVAX, yang memang memberi akses vaksin untuk negara-negara miskin, akan menyediakan hampir 2 juta dosis vaksin AstraZeneca ke Korea Utara.

Baca juga: Di Tengah Wabah Corona, Korea Utara Masih Lakukan Uji Coba Rudal

Korea Utara diperkirakan akan menerima pengiriman gelombang pertama akhir Mei lalu. Tapi masih terhambat proses diskusi panjang.

Pejabat kementerian Korea Selatan yang menangani urusan Korea Utara menjelaskan, beberapa persyaratan dari COVAX belum dipenuhi negara yang dipimpin Kim Jong Un itu.

"Negara-negara yang menginginkan dukungan COVAX memang diharuskan mengadakan berbagai konsultasi. Mereka juga wajib menyerahkan beberapa dokumen, termasuk rencana inokulasi," kata pejabat itu, dikutip dari Reuters.

Baca juga: Cegah Penyebaran Corona, Korea Utara Akan Tembak Warga China yang Melanggar Perbatasan

Pejabat itu menambahkan, proses ini bisa jadi lebih panjang karena calon penerima adalah Korea Utara.

"Dalam kasus Korea Utara, konsultasi semacam itu telah diperpanjang. Pengiriman akan dilakukan lebih lambat dari yang direncanakan sebelumnya," tambahnya.

Baca juga: Tangkal Virus Corona, Korea Utara Pasang Pengeras Suara, Minta Warganya untuk Bersih-bersih

Korea Utara, dalam sebuah pernyataan pekan lalu pada majelis tahunan WHO, sempat menuduh ada negara-negara yang mendominasi pasokan vaksin. Tanpa menyebut nama negaranya, Korea Utara menyatakan bahwa ada egoisme yang sebabkan keterlambatan global.

"Beberapa negara membeli dan menyimpan vaksin lebih dari kebutuhan mereka, ketika negara lain bahkan tidak bisa mendapatkannya," katanya.

Baca juga: WHO Beri Nama Baru Varian Virus Corona Gunakan Alfabet Yunani

Di sisi lain, Korea Utara sejauh ini belum memberi komentar apapun terkait vaksin. Bahkan, negara ini juga belum secara resmi mengkonfirmasi infeksi Covid-19.

Tapi, para pejabat Seoul mengatakan, Korea Utara pasti juga terinfeksi Covid-19, mengingat negara ini sempat melakukan perdagangan ke China sebelum menutup perbatasannya awal tahun lalu.

Sementara itu, Aliansi GAVI, yang ikut memimpin COVAX dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sempat mengatakan kepada Reuters bahwa pengiriman belum dilakukan ke Korea Utara karena kurangnya kesiapan teknis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

Global
China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan 'Satu China'

China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan "Satu China"

Global
Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Global
Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Global
Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Global
ICC Ancang-ancang Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas

ICC Ancang-ancang Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas

Global
Ukraina Jatuhkan 29 Drone Rusia dalam Semalam, Targetkan Barat, Tengah, dan Selatan

Ukraina Jatuhkan 29 Drone Rusia dalam Semalam, Targetkan Barat, Tengah, dan Selatan

Global
Hari Ini, Kondisi PM Slovakia Stabil dan Membaik

Hari Ini, Kondisi PM Slovakia Stabil dan Membaik

Global
Jasad Presiden Iran Ebrahim Raisi Ditemukan dan Dibawa ke Tabriz, Operasi Pencarian Diakhiri

Jasad Presiden Iran Ebrahim Raisi Ditemukan dan Dibawa ke Tabriz, Operasi Pencarian Diakhiri

Global
Penikaman di SD China, 2 Orang Tewas, 10 Lainnya Terluka

Penikaman di SD China, 2 Orang Tewas, 10 Lainnya Terluka

Global
Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Internasional
Hamas: Ebrahim Raisi, Sosok Terhormat Pendukung Palestina

Hamas: Ebrahim Raisi, Sosok Terhormat Pendukung Palestina

Global
ISIS Serang Wisatawan Asing di Afghanistan, Sektor Pariwisata Terguncang

ISIS Serang Wisatawan Asing di Afghanistan, Sektor Pariwisata Terguncang

Global
Lai Ching-te Dilantik Jadi Presiden Taiwan, Desak China Hentikan Intimidasi

Lai Ching-te Dilantik Jadi Presiden Taiwan, Desak China Hentikan Intimidasi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com