Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Lockdown Total: Semua Mall Tutup, Hanya Izinkan Sektor Esensial Beroperasi

Kompas.com - 31/05/2021, 06:27 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNA

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Covid-19 Malaysia yang belum terkendali dengan tingkat kematian yang mengkhawatirkan membut lockdown total harus diterapkan pemerintah "Negeri Jiran".

Pemerintah Malaysia mengatakan pada Minggu (30/5/2021) bahwa semua mal harus ditutup, sementara 17 sektor layanan penting akan diizinkan beroperasi selama dua minggu "lockdown total" yang akan datang.

Sektor-sektor ini termasuk perawatan kesehatan, telekomunikasi dan media, makanan dan minuman, utilitas serta perbankan.

Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: Perkembangan Kasus Ever Given-Terusan Suez | Tabrakan LRT Malaysia

Pemerintah “Negeri Jiran” juga akan mengizinkan perusahaan di bawah 12 sektor manufaktur untuk terus beroperasi.

Sektor tersebut mulai dari manufaktur makanan dan minuman, alat kesehatan, tekstil untuk memproduksi alat pelindung diri serta minyak dan gas.

Mereka diharuskan beroperasi dengan kapasitas 60 persen.

Dalam jumpa pers, Menteri Senior Ismail Sabri Yaakob mengatakan: "Kami berharap sektor manufaktur akan mengikuti perintah pemerintah, karena kami telah memberikan syarat bahwa hanya 60 persen yang bisa bekerja."

"Tapi saya telah membaca unggahan media sosial dan menemukan majikan yang memaksa karyawan mereka melebihi kapasitas 60 persen," tambahnya.

Ismail Sabri mengatakan bahwa karyawan dapat melaporkan pelanggaran tersebut ke kementerian sumber daya manusia dan polisi Malaysia.

Pusat perbelanjaan harus ditutup, kecuali supermarket dan tempat yang menjual makanan dan minuman dan kebutuhan dasar, tambah menteri.

Hanya dua orang dari setiap rumah tangga yang diizinkan keluar untuk membeli kebutuhan pokok atau untuk layanan medis, dengan pergerakan terbatas pada radius 10 km.

Baca juga: Infeksi Covid-19 Malaysia Melonjak Tajam Terkait Kluster Idul Fitri, Lockdown Nasional Diperpanjang

Panic buying

Manufaktur dan sektor jasa terkait manufaktur yang diizinkan untuk beroperasi, untuk memastikan gangguan minimal pada rantai pasokan suku cadang penting, komponen dan produk jadi.

"Ini penting untuk mendukung kelanjutan operasi infrastruktur kritis dan utama, seperti keamanan, sistem perawatan kesehatan, informasi dan komunikasi serta memastikan pasokan kebutuhan dasar yang memadai bagi Rakyat (rakyat)," terang Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia dalam sebuah pernyataan.

Pengumuman Minggu (30/5/2021) datang setelah Kantor Perdana Menteri Malaysia mengumumkan pada Jumat (28/5/2021) bahwa Malaysia akan menjalani "penguncian total" dari 1 Juni hingga 14 Juni.

Jumlah Covid-19 Malaysia terus melonjak, dengan rekor 9.020 kasus baru dan 98 kematian pada Sabtu (29/5/2021).

Pada Minggu (30/5/2021), ada 6.999 kasus baru. Sekarang ada lebih dari 560.000 kasus di seluruh negeri.

Putrajaya telah meyakinkan orang-orang bahwa akan ada persediaan makanan yang cukup untuk bertahan selama Fase 1 dari penutupan total.

Namun, ada laporan antrean orang berbondong-bondong membeli kebutuhan dan barang untuk mengantisipasi Selasa (25/5/2021).

Baca juga: Malaysia Tertekan Lonjakan Covid-19, Warga Luapkan Amarah Lewat Tagar #KerajaanGagal

Pilihan medis

Selama konferensi pers yang sama pada Minggu (30/5/2021), Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah memperingatkan bahwa peningkatan harian 1.000 hingga 2.000 kasus baru bisa terjadi.

Sementara itu jumlah kematian yang tinggi, seperti 98 kematian yang tercatat pada Sabtu (29/5/2021), dapat berlanjut dan bahkan naik.

"Kementerian Kesehatan telah memperingatkan bahwa situasi mungkin muncul di mana dokter mungkin harus membuat pilihan yang sulit, untuk memberikan prioritas tempat tidur unit perawatan intensif (ICU) kepada pasien dengan potensi pemulihan yang lebih tinggi, daripada mereka dengan prognosis yang buruk."

Dr Noor Hisham menguraikan lima tindakan yang akan diambil Kementerian Kesehatan Malaysia selama penguncian dua minggu.

Kebijakan itu termasuk memberi “ruang bernapas” bagi petugas kesehatan dan rumah sakit untuk menilai kembali peralatan mereka dan mempercepat proses vaksinasi.

Petugas kesehatan juga akan melakukan skrining yang ditargetkan di lapangan menggunakan metode deteksi Rapid Test Kit-Antigen (RTK-Ag) untuk Covid-19, katanya.

Dorongan vaksinasi

Sebelumnya pada Minggu (30/5/2021), Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan dalam konferensi pers, bahwa lebih banyak pusat vaksinasi akan dibuka dalam bulan mendatang untuk mempercepat proses vaksinasi.

Yang pertama adalah lima pusat vaksinasi besar di sekitar Lembah Klang. “Tiga akan di Selangor dan dua akan didirikan di Kuala Lumpur,” katanya, menambahkan bahwa pengaturan akan dimulai pada 7 Juni.

Khairy, yang juga Menteri Koordinator Satgas Imunisasi Covid-19 mengatakan 1.000 klinik dokter umum swasta (GP) akan bergabung dengan Program Imunisasi Covid-19 Nasional pada 30 Juni.

Dia menambahkan bahwa 500 dari klinik ini akan mulai memberikan vaksin mulai 15 Juni.

"Saya memperkirakan bahwa dokter umum dan pusat vaksinasi rumah sakit swasta dapat memberikan kontribusi dan pemberian 40.000 dosis dalam sehari, dan 400.000 dosis (secara total) pada 30 Juni," katanya, seraya menambahkan bahwa ini akan tergantung pada pasokan vaksin.

Baca juga: Tabrakan LRT Malaysia karena Kelalaian Masinis di Kereta Kosong

Saat ini ada 2.500 klinik GP yang terdaftar di bawah program vaksinasi Covid-19 Malaysia. Khairy mengatakan pemerintah “Negeri Jiran” akan membayar praktik swasta untuk mengelola vaksin.

Selain itu Khairy juga menyampaikan bahwa Malaysia secara resmi akan mulai meluncurkan vaksinasi drive-through untuk publik setelah proyek percontohan yang sukses di sebuah universitas di Kota Baru, Kelantan.

“Kami melakukannya di Universiti Sains Malaysia di Kubang Kerian dan berhasil. Kami sekarang akan mengizinkan negara bagian lain untuk memulai ini untuk umum juga," ujarnya melansir CNA.

Sebelum lockdown total, pemerintah Malaysia telah mulai memperketat pembatasan di bawah perintah kontrol pergerakan nasional, yang dijuluki "MCO 3.0" yang dimulai pada 12 Mei dan akan berlangsung hingga 7 Juni.

Di antara batasan di bawah MCO 3.0 termasuk 80 persen karyawan sektor publik yang perlu bekerja dari rumah, dan 40 persen untuk sektor swasta. Bisnis hanya dapat beroperasi dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam setiap hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com