Di Nepal, data biro menunjukkan bahwa saat ini sedang membutuhkan lebih dari 100 kali lebih banyak oksigen dari pada yang dibutuhkan pada Maret.
Di Sri Lanka, permintaan oksigen telah meningkat 7 kali lipat sejak pertengahan Maret.
Di Pakistan, yang menderita gelombang ketiga Covid-19, hampir 60 persen lebih banyak pasien menggunakan oksigen di rumah sakit dari pada selama puncak negara itu sebelumnya pada musim panas lalu.
Menurut seorang menteri pemerintah, memperingatkan pada akhir April bahwa tekanan pada pasokan oksigen telah mencapai tingkat berbahaya.
“Suasananya sangat suram,” kata Dr Fyezah Jehan, seorang dokter di Karachi.
“Saya pikir kami sangat takut dengan situasi seperti India. Kami berharap keajaiban terjadi, dan lockdown (saat ini) ini dapat mencegah serangan gencar kasus baru,” imbuh Dr Jehan.
Greenslade berkata, "Kebutuhan oksigen yang meningkat pesat memberi tekanan pada sistem kesehatan, yang tidak dapat dipenuhi, kami melihat kematian pasien."
Greenslade mengungkapkan sistem kesehatan di banyak negara miskin “sangat tidak siap”.
“Dari kepala negara, menteri kesehatan, menteri keuangan...negara-negara ini belum memprioritaskan oksigen sebagai obat esensial. Seperti yang kita lihat di India, banyak orang telah meninggal dan terus meninggal setiap hari karena kekurangan oksigen," kata Greenslade.
Semenatara, beberapa negara telah menuntut perusahaan yang memproduksi oksigen cair mengalihkan produk dari klien industrinya ke rumah sakit. Oksigen medis hanya menghasilkan 1 persen dari produksi oksigen cair global.
Di Irak, perusahaan gas dapat menghasilkan sekitar 64.000 meter kubik oksigen cair sehari, sepertiga untuk kebutuhan pasien Covid-19 di negara itu.
Baca juga: Covid-19 India Hampir Sentuh 20 Juta Kasus, Krisis Oksigen Jadi Masalah Krusial
Di Kolombia, industri hanya dapat menyediakan 450.000 meter kubik sehari, kurang dari dua pertiga dari yang dibutuhkan.
Di Peru, perusahaan gas hanya dapat mencapai 80 persen oksigen yang dibutuhkan, jika semua oksigen dialihkan ke perawatan kesehatan.
“Saat ini, Peru mencatat penurunan kasus (Covid-19),” kata Dr Jesús Valverde Huamán, yang bekerja di ICU di Lima.
“Namun, kami masih membutuhkan oksigen medis, terutama untuk rumah sakit,” imbuh Dr Huaman.
Menurutnya, itu merupakan perjuangan terus-menerus untuk menemukan cukup oksigen bagi pasien, katanya, selain dari periode singkat pada November dan Desember tahun lalu, ketika kasus-kasus menurun.
Baca juga: Tsunami Corona di India, Ini Penyebab Stok Oksigen Cepat Habis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.