Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 500 Anggota Partai Demokrat Desak Biden Hukum Israel

Kompas.com - 25/05/2021, 16:11 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Lebih dari 500 anggota partai Demokrat dan alumni tim kampanye Joe Biden 2020 menandatangani surat terbuka untuk mendesak pemerintah menghukum Israel.

Langkah itu dilakukan di tengah pecahnya suara antara jajaran Demokrat. Beberapa anggota partai cenderung vokal pro-Palestina dan sebagian besar dari tokoh sentris termasuk Biden cenderung pro-Israel.

Melansir The Guardian pada Senin (24/5/2021), Biden semakin mendapatkan tekanan untuk mengambil sikap tegas terhadap Israel setelah 11 hari bentrokan mematikan.

Baca juga: Doa Bersama hingga Demo Tanpa Izin, Respons Swiss soal Palestina di Gaza

Bentrokan itu mengakibatkan lebih dari 230 warga Palestina tewas dan puluhan bangunan hancur di Gaza. Sementara, 12 warga Israel tewas dari serangan roket Hamas.

Surat terbuka Demokrat menambah tekanan dan juga titik balik opini publik Amerika Serikat (AS), yang lebih mengkritik Israel.

Para pihak yang menandatangani surata terbuka menulis bahwa mereka "menghargai usaha (Biden) untuk menjembatani gencatan senjata. Namun, kami tidak dapat mengabaikan kekerasan mengerikan yang terjadi beberapa pekan terakhir di Israel/Palestina."

"Dan kami memohon kepada Anda melanjutkan menggunakan kekuatan Anda untuk meminta pertanggungjawaban atas tindakan Israel serta memberikan dasar untuk keadilan dan perdamaian abadi."

Baca juga: Pendiri Hamas: Tak Ada Perdamaian dengan Israel Tanpa Keadilan bagi Palestina

Surat itu juga mengatakan, "Nilai-nilai yang sama yang memotivasi kami untuk bekerja berjam-jam memilih Anda, menuntut agar kami bersuara...kami masih khawatir terhadap kondisi warga Palestina di Gaza yang dapat dibunuh atau dibuat tunawisma oleh serangan udara Israel."

Surat itu mengutuk kekerasan di kedua sisi baik Israel maupun Palestina, tapi surat itu lebih menyalahkan Israel.

Sebab, kekuatan militernya yang lebih besar dan pendudukan yang sedang berlangsung terhadap komunitas Palestina dan blokade terhadap Gaza.

"Ketika orang Israel menghabiskan malam bersembunyi di tempat perlindungan bom, orang Palestina di Jalur Gaza tidak memiliki tempat untuk berlindung," kata pernyataan tersebut.

Baca juga: Pawai Solidaritas Pro-Palestina Digelar di Sejumlah Negara Tuntut Sanksi untuk Israel

"Penting untuk mengakui kekuatan tidak seimbang, bahwa militer Israel yang sangat maju menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur serta memblokade Jalur Gaza, menciptakan penjara terbuka yang tidak dapat dihuni," ungkap mereka.

Pekan ini, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken telah dikirim mengunjungi Timur Tengah.

Bersama dengan langkah itu Biden mengatakan, "Menindaklanjuti diplomasi kami yang tenang dan intensif untuk mewujudkan gencatan senjata antara Israel dan Hamas...Blinken akan bertemu dengan para pemimpin Israel membahas tentang komitmen kuat terhadap keamanan Israel."

"Dia akan melanjutkan upaya pemerintah kami untuk membangun serta mendukung kembali hubungan dengan rakyat dan pemimpin Palestina, setelah bertahun-tahun diabaikan."

Baca juga: Palestina-Israel: Bantuan Kemanusiaan Pertama Tiba, tapi Rekonstruksi Gaza Butuh Bertahun-tahun

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com