Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi India Datangi Kantor Twitter Setelah Cuitan Politisi Dilabeli "Media Manipulasi"

Kompas.com - 25/05/2021, 14:37 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com - Polisi India mendatangi kantor Twitter untuk memberikan peringatan, setelah platform tersebut melabeli tweet politisi dari partai berkuasa, sebagai "media manipulasi".

Di tengah kasus Covid-19 di India yang menjadi sorotan dunia sejak April lalu, hubungan pemerintah India dan Twitter juga diwarnai ketegangan.

Pada awal tahun ini, Twitter telah membatalkan pemblokiran sejumlah akun, meski ada permintaan dari pihak berwenang.

Baca juga: Kirim Pesan Butuh Tabung Oksigen di Twitter, Seorang Pria di India Dituntut Pidana

Akun yang hendak diblokir itu terkait dengan protes petani India terhadap reformasi pertanian. 

Pemerintah India mengklaim unggahan itu bertujuan untuk memicu kekerasan. Sedang Twitter, menyakini arahan itu tidak sejalan dengan hukum di India.

Terbaru, pada Selasa (25/5/2021), Twitter memberi label "media manipulasi" pada tweet juru bicara Partai Bharatiya Janata (BJP) Sambit Patra.

Melansir The Guardian pada Selasa (25/5/2021), Patra membagikan sebuah dokumen yang diduga menunjukkan rencana induk Kongres dari partai oposisi, untuk membandingkan upaya BJP dalam memerangi pandemi Covid-19.

Kongres mengunggah tweet bahwa mereka telah mengirim surat ke markas Twitter di AS, yang menyerukan akun Patra serta beberapa perwakilan BJP lainnya untuk ditangguhkan secara permanen.

Baca juga: Korban Meninggal Covid-19 di India Melebihi 300.000 Orang

Partai oposisi mengatakan dokumen yang dibagikan Patra itu palsu.

Kepolisian Delhi mengkonfirmasi kedatangannya ke kantor Twitter, tapi hanya mengatakan bahwa itu adalah bagian dari "proses rutin".

Kali ini, tujuan kunjungan mereka adalah untuk menyampaikan pemberitahuan tentang tweet politisi PJB.

"Polisi Delhi sedang menyelidiki pengaduan, di mana Twitter diminta memberikan klarifikasi mengenai tweet Sambit Patra sebagai 'manipulatif'," kata polisi.

"Tampaknya Twitter memiliki beberapa informasi yang tidak kami ketahui atas dasar mereka mengklasifikasikannya seperti itu. Informasi ini relevan dengan penyelidikan," imbuhnya.

Baca juga: Pasangan India Gelar “Pernikahan di Udara” untuk Hindari Pembatasan Covid-19

Seorang juru bicara Twitter mengatakan kepada AFP bahwa tidak ada komentar tentang kunjungan polisi ke kantornya.

Di bawah aturan Twitter, menerapkan tag "media manipulasi" pada unggahan "jika itu termasuk" media (video, audio, dan gambar) yang telah diubah atau dibuat-buat".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com