Publik mengetahui, Yasser Arafat, pemimpin PLO (organisasi pembebasan Palestina), beristrikan seorang Nasrani. PLO yang dipimpin Yaser Arafat lebih memilih jalan damai dalam penyelesaian konflik di Palestina.
PLO- khususnya dari faksi Fatah- menjalani rivalitas dengan Hamas dalam merebut simpatik rakyat Palestina. Berbeda dengan PLO yang mengupayakan langkah damai, Hamas -dengan sayap militernya- memilih jalan kekerasan dalam memperjuangkan negara Palestina. Konflik bersenjata yang terjadi di Palestina terjadi antara tentara Israel dengan Hamas.
Baca juga: Sejarah Berdirinya Israel
Menurut Jodi Vitorri (2011), sumber dana perjuangan Hamas lebih banyak berasal dari luar negeri ketimbang sumber internal. Untuk mendapat dukungan finansial dari luar Palestina, kelompok Hamas berusaha menarik hati masyarakat Muslim.
Mereka memakai narasi agama sebagai dasar perjuangan mereka. Hamas memakai simbol-simbol Islam, termasuk membuat channel resmi media mereka, TV Al-Aqsa.
TV ini berisi berita dan propaganda perjuangan Hamas yang dibingkai sebagai perjuangan Islam melawan pendudukan Israel.
Selasa, 18 Mei 2021, pemimpin Hamas Ismael Haniyeh menyurati presiden Jokowi agar Indonesia menggalang dukungan negara Arab, Islam dan masyarakat internasional untuk melawan pendudukan Israel. Presiden Jokowi telah mengeluarkan kecaman terhadap tindakan Israel.
Bak gayung bersambut, beberapa organisasi Islam menyerukan gerakan savepalestina yang dikuti dengan tagar saveAlAqsa. Dua tagar tersebut bukan hanya mendominasi media sosial tetapi juga terlihat dalam doa bersama mendukung Palestina di beberapa tempat.
Beberapa kelompok Muslim menggalang dana untuk mendukung Palestina. Sebuah partai politik di Indonesia menjadikan konflik ini sebagai isu yang perlu diperjuangkan.
Baca juga: Konflik Israel-Palestina (2): Bentrokan Awal sampai Solusi Dua Negara
Mereka mengadakan demonstrasi menuntut pembebasan Palestina ( 20 Mei 2021) bahkan mendatangi kedubes AS untuk menyampaikan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.
Respons-respons di atas -sampai kadar tertentu- sejalan dengan semangat bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945: melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Namun demikian, respons tersebut mestinya tidak didasari oleh sentimen agama. Seperti diskusi di atas, negara Israel dan Palestina heterogen penduduknya.
Jadi tidak benar jika ada yang menarasikan konflik tersebut sebagai perang antara umat Islam melawan Yahudi Israel.