Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi India Pukuli Warganya yang Melanggar Aturan Covid-19

Kompas.com - 17/05/2021, 11:48 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber The Sun

NEW DELHI, KOMPAS.com - Polisi India dilaporkan memukul seorang warga yang melanggar aturan pencegahan Covid-19, di tengah upaya meredam gelombang kedua yang mematikan.

Kabar ini terjadi setelah muncul kabar banyak jenazah ditemukan mengapung di Sungai Gangga, diduga dibuang oleh keluarga yang tak mampu membayar biaya kremasi.

Karena itu kepolisian di Uttar Pradesh sampai meminta warga untuk tidak membuang mayat keluarganya di sungai.

Baca juga: Kerap Pertanyakan Penanganan Pandemi, Ahli Virologi India Mundur dari Forum Penasihat Ilmiah

Hujan lebat membuat banyak sekali jasad terdampar di tepi sungai, terbungkus kain oranye, kuning, dan merah, membuat spekulasi merebak mereka korban Covid-19.

Navneet Sehgal, juru bicara pemerintah Uttar Pradesh membantah kabar 1.000 jasad korban virus corona terdampar dalam dua pekan terakhir.

"Saya bertaruh mayat-mayat ini tidak ada hubungannya dengan corona," tegas Sehgal dilansir The Sun Minggu (16/5/2021).

Sehgal berasumsi banyak keluarga yang tidak mengkremasi kerabatnya, dan memilih menguburkan mereka di tepi sungai.

Ramesh Kumar Singh, anggota Bondhu Mahal Samiti yang membantu kremasi menyatakan, jumlah korban meninggal meningkat di area pedesaan.

Dia mengungkapkan banyak keluarga terpaksa menelantarkan mayat kerabatnya karena tak kuat dengan biaya pemakamannya.

Baca juga: Ratusan Mayat Ditemukan Terkubur Seadanya di Sepanjang Tepi Sungai India

Berdsarkan laporan setempat, biaya untuk melakukan upacara pemakaman mencapai 15.000 rupee, atau Rp 2,9 juta.

Dokter memperingatkan agar masyarakat tak mengonsumsi air sungai, yang ditakutkan sudah tercemar dengan jasad yang membusuk.

Sementara di Negara Bagian Assam, polisi menindak tegas dengan memukuli warga yang melanggar aturan lockdown.

Sambil membawa pentungan, bahkan tongkat panjang, petugas mengejar penduduk yang kedapatan melanggar jam malam.

Pengetatan terjadi setelah dalam 15 hari terakhir, mereka melaporkan setidaknya 71.856 kasus infeksi corona.

Baca juga: Terungkap, Banyak Jenazah Mengapung di Sungai India Rupanya Korban Covid-19

Pada Sabtu (15/5/2021), otoritas Assam melarang publik berada di jalanan mulai siang hingga pukul 05.00 keesokan harinya.

Dalam perintah yang ditandatangani Sekretaris Kepala Jshnu Baruah, aturan tersebut juga berlaku untuk mobil.

Pada Minggu, India mencatatkan hampir 24,7 juta kasus setelah dalam 24 jam terakhir, mereka menerima 311.170 kasus baru.

Adapun kasus kematian karena Covid-19 mencapai 270.284, setelah sebelumnya korban meninggal harian mencapai 4.077 orang.

Baca juga: Politikus India Sebut Virus Corona Berhak Hidup, Langsung Banjir Kecaman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com