Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Banyak Jenazah Mengapung di Sungai India Rupanya Korban Covid-19

Kompas.com - 16/05/2021, 18:28 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

NEW DELHI, KOMPAS.com – Jenazah-jenazah yang dilarung dan mengapung di beberapa sungai Uttar Pradesh, India, adalah jenazah korban Covid-19.

Hal itu terkuak dari sebuah dokumen pemerintah negara bagian di India yang berhasil dilihat oleh Reuters.

Diberitakan sebelumnya, ada puluhan mayat ditemukan mengapung di Sungai Gangga diduga sebagai korban Covid-19.

Baca juga: Politikus India Sebut Virus Corona Berhak Hidup, Langsung Banjir Kecaman


Media-media lokal membuat laporan bahwa jenazah-jenazah yang mengapung di Sungai Gangga dan anak sungainya dalam beberapa hari terakhir terkait dengan Covid-19.

Namun, negara bagian Uttar Pradesh masih bungkam terkait penyebab banyaknya jenazah yang mengapung di Sungai Gangga.

"Pemerintah memiliki informasi bahwa jenazah yang meninggal karena Covid-19 atau penyakit lainnya dibuang ke sungai, bukannya ditangani sesuai ritual yang tepat," tulis seorang pejabat senior Uttar Pradesh Manoj Kumar Singh dalam surat tertanggal 14 Mei kepada para pemimpin distrik yang berhasil dilihat oleh Reuters.

“Akibatnya, ada banyak mayat yang muncul di sejumlah sungai di banyak tempat,” sambung Singh dalam suratnya itu.

Baca juga: Sukarelawan Covid-19 Lintas Agama Bermunculan di India Atas Nama Kemanusiaan

Dalam suratnya itu, Singh menulis bahwa pelarungan jenazah korban Covid-19 tersebut diesebabkan oleh sejumlah faktor.

Faktor-faktor tersebut seperti kurangnya dana untuk membeli kayu bakar untuk kremasi, kepercayaan di beberapa komunitas, dan keluarga yang meninggalkan korban Covid-19 karena takut tertular.

Dia meminta pejabat tingkat desa untuk memastikan supaya tidak ada jenazah yang dibuang ke sungai lagi.

Singh menambahkan dalam suratnya bahwa pemerintah negara bagian akan memberikan uang 5.000 rupee (Rp 970.000) untuk mengkremasi atau menguburkan jenazah kepada masing-masing keluarga miskin.

Baca juga: Demi Seks, Pria India Ini Ajukan Izin Lewati Pengetatan Covid-19

Negara bagian juga meminta polisi untuk berpatroli di tepi sungai untuk menghentikan praktik tersebut.

Uttar Pradesh memiliki populasi sekitar 240 jiwa, lebih banyak dari populasi Brasil dan Pakistan. Negara bagian ini telah terpukul parah oleh lonjakan kasus Covid-19 di India.

Pakar kesehatan mengatakan, sekarang ada banyak kasus Covid-19 di desa-desa di Uttar Pradesh yang tidak terdeteksi.

Selama hampir dua pekan, India melaporkan sekitar 4.000 kematian hampir setiap hari akibat Covid-19.

Baca juga: Varian Covid-19 India Sudah Menyebar Luas, Pemerintah Inggris Waswas

Namun para ahli kesehatan berpendapat, jumlah korban tewas akibat Covid-19 di “Negeri Anak Benua” kemungkinan jauh lebih tinggi.

Lonjakan kematian akibat virus corona di banyak tempat di India menyebabkan penumpukan di krematorium dan melipatgandakan biaya prosesinya.

Juru bicara Uttar Pradesh Navneet Sehgal pada Sabtu (15/5/2021) membantah laporan media lokal bahwa sebanyak 2.000 jenazah yang diduga korban Covid-19 telah ditemukan dari sungai-sungai di negara bagian tersebut dan di Bihar dalam beberapa hari terakhir.

Pejabat Bihar tidak menanggapi permintaan komentar.

Baca juga: 18 Gajah Tewas di Hutan Lindung India Diduga Tersambar Petir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com