LONDON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengaku pemerintahnya "cemas" tentang varian virus corona yang pertama kali diidentifikasi di India.
Masalahnya jumlah kasus varian virus itu meningkat lebih dari dua kali lipat dalam seminggu di Inggris.
Penasihat ilmiah pemerintah Inggris bertemu Kamis (13/5/2021), khusus membahas varian Covid-19 India.
Varian yang juga dikenal sebagai B.1.617 itu, dikhawatirkan dapat membahayakan rencana mencabut semua batasan pandemi pada kontak sosial mulai 21 Juni.
Baca juga: Update Corona Global: Korban Tewas 3,3 Juta Orang, Varian Covid-19 India Menyebar ke 44 Negara
Meski demikian, Johnson mengaku tetap "optimistis namun hati-hati" tentang rencana Inggris untuk mencabut pembatasan.
Pemerintah kata dia "tidak akan mengesampingkan (masalah) apa pun," yang dapat membahayakan ke depannya.
“Varian Covid-19 India, yang dikenal sebagai B.1.617.2, tampaknya memicu gelombang Covid-19 kedua yang melumpuhkan di India dan sekarang telah menyebar ke lebih dari 40 negara,” menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
WHO menyatakan B.1.617.2 sebagai "varian mengkhawatirkan" minggu ini. Sebab beberapa bukti menunjukkan itu mungkin lebih menular daripada jenis lainnya.
Inggris telah melaporkan lebih banyak kasus B.1.617 dan sublineagesnya dibandingkan negara lain di luar India.
Kasus strain B.1.617.2 telah meningkat menjadi 1.313 dari 520 selama seminggu terakhir menurut Public Health England (PHE) pada Kamis (13/4/2021).
Varian tersebut telah menyebar paling banyak di barat laut dan di London. Tepatnya di mana langkah-langkah seperti pengujian “kejar bola” ala Inggris, dengan pengujian dari pintu ke pintu dan bus vaksin sedang dikerahkan.
Baca juga: Inggris Jemput Bola Memburu Varian Baru Covid-19 dari Rumah ke Rumah
PHE menggolongkan varian Covid-19 India ini sebagai virus yang tingkat penularannya "setidaknya seperti varian Kent.” Varian corona tersebut menjadi alasan penguncian ketiga Inggris pada Januari.
Di daerah yang paling terkena dampak, otoritas kesehatan mengatakan mereka berencana untuk menerapkan "langkah-langkah pengendalian tambahan." Termasuk pengujian cepat dan penelusuran di daerah di mana ada peningkatan penyebaran.
"Kita perlu bertindak secara kolektif dan bertanggung jawab. (Maksudnya) untuk memastikan bahwa varian tidak berdampak pada kemajuan yang kita semua buat, untuk menurunkan tingkat Covid-19 dan kembali ‘bebas’," Dr. Susan Hopkins, Direktur Respon Strategis Covid-19 di PHE melansir CNN.
Inggris memasuki fase dua dari rencananya untuk mencabut pembatasan pandemi pada Senin (17/5/2021). Pada tahap ini, tempat makan dalam ruangan akan dibuka kembali.