Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panel Ahli Internasional: Besarnya Bencana Pandemi Covid-19 Seharusnya Dapat Dicegah

Kompas.com - 13/05/2021, 09:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

JENEWA, KOMPAS.com - Sebuah panel ahli mengungkapkan bahwa besarnya bencana pandemi virus corona seharusnya dapat dicegah.

Ironisnya, keragu-raguan dan koordinasi yang buruk dari pemimpin dunia menghalangi respons global yang seharusnya berlangsung cepat.

“Jika WHO membunyikan alarm lebih cepat dan para pemimpin dunia yang 'menyangkal sains' menanggapi ancaman itu dengan serius, maka kami tidak akan melihat pandemi yang berkembang dengan cepat,” kata Panel Independen untuk Kesiapsiagaan dan Respons Pandemi (IPPPR) dalam laporan, yang dirilis Rabu (12/5/2021) melansir Daily Mail.

Baca juga: Update Corona Global: Korban Tewas 3,3 Juta Orang, Varian Covid-19 India Menyebar ke 44 Negara

IPPPR diketuai bersama oleh mantan Perdana Menteri Selandia Baru Helen Clark, dan mantan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, seorang penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2011.

Negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mei tahun lalu meminta Laporan dari panel ahli internasional ini.

Laporan yang akhirnya dirilis pada Rabu (12/5/2021) berjudul “Covid-19: Make it the Last Pandemic”, berpendapat bahwa sistem alarm global perlu dirombak untuk mencegah bencana serupa.

IPPPR meminta negara-negara terkaya di dunia untuk mendanai organisasi baru yang didedikasikan untuk mempersiapkan pandemi berikutnya.

"Situasi yang kita hadapi hari ini sebenarnya bisa dicegah," kata Sirleaf kepada wartawan.

"Ini karena banyak sekali kegagalan, kesenjangan, dan penundaan dalam kesiapsiagaan dan respons."

Baca juga: Penemuan Jenazah di Sungai Gangga Timbulkan Pertanyaan Jumlah Kematian Covid-19 India


1. WHO gagal

Dalam laporan tersebut, panel ahli mengatakan serangkaian keputusan buruk “memberikan kesempatan” Covid-19 menyebar secara global dan menghancurkan ekonomi dunia.

“Lembaga itu (WHO) 'gagal melindungi orang', dan para pemimpin yang menyangkal sains mengikis kepercayaan publik pada intervensi ilmu kesehatan,” kata IPPPR dalam laporan akhirnya yang telah lama ditunggu.

Akibatnya tanggapan awal terhadap wabah yang terdeteksi di Wuhan, China pada Desember 2019, “tidak memiliki urgensi.”

“Februari 2020 menjadi 'bulan yang hilang' dan ‘harus dibayar mahal’. Sebab negara-negara tidak memperhatikan peringatan tersebut,” kata panel itu.

Covid-19 telah menginfeksi setidaknya 160 juta orang di hampir setiap negara di dunia, sejak virus pertama kali muncul di Wuhan, China, pada Desember 2019.

Sebanyak 3,3 juta orang telah tewas akibatnya, meskipun angka itu hampir pasti di bawah perkiraan bruto.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com