Hukuman itu artinya prajurit militer akan ditempatkan di isolasi, dan dilarang dari semua kegiatan militer kecuali saat bekerja. Mereka juga memakai semacam simbol, untuk menimbulkan rasa malu.
Baca juga: Koran Perancis Ungkap Perusahaan Energi Total “Danai” Junta Militer Myanmar
Tapi hukumannya biasanya non-yudisial, artinya hukuman itu tidak akan muncul sebagai bagian dari catatan hukum seorang prajurit.
Spet menolak mengatakan berapa banyak orang yang dihukum dengan cara ini, atau berapa lama hukuman mereka berlangsung. Militer Perancis menurutnya telah memerintahkan penyelidikan.
Spet menambahkan bahwa video insiden tersebut memberikan 'kesan menyesatkan,' bahwa pilot dalam bahaya akibat tembakan amunisi langsung.
Suara tembakan dalam video kata dia sebenarnya berasal dari jarak yang berdekatan. Jarak terdekat yang terdengar oleh pilot yang terikat disebut setengah mil jauhnya.
“Pilot yang bertanggung jawab atas ‘pementasan’ ini dihukum berat pada April 2021. Pembatasan di barak adalah salah satu ukurannya (hukuman berat),'' kata Spet.
Baca juga: Sengketa dengan Perancis Meningkat, Inggris Kerahkan Kapal Perang
Pengacara korban mengatakan baik dia maupun kliennya tidak memiliki pengetahuan tentang hukuman yang dijatuhkan pada personel angkatan udara Perancis atas insiden tersebut.
Dalam pernyataan terpisah, Angkatan Udara Perancis mengatakan pihaknya mengutuk tindakan apa pun yang membahayakan kesejahteraan fisik atau mental personilnya.
Mereka juga menyatakan akan bekerja sama dengan penyelidikan kriminal apa pun.
Keluhan itu diajukan ke kantor kejaksaan negara bagian di kota Marseille pada 5 Mei, menurut Berna.
Pengacara tersebut mengaku kliennya masih di angkatan udara dan bertugas sebagai pilot, tetapi tidak lagi menjadi pilot tempur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.