PARIS, KOMPAS.com - Video dan gambar mengerikan muncul dari seorang pilot pesawat tempur Perancis. Korban terikat, seolah dijadikan sasaran target tembak, dengan suara jet melengking di atas kepalanya.
Daily Mail melaporkan pada Selasa (11/5/2021) bahwa video itu merupakan bagian dari tradisi perpeloncoan yang brutal dari pilot-pilot Angkatan Udara Perancis.
Baca juga: Jenderal Perancis Serukan Para Tentara Mengundurkan Diri atas Surat Perang Saudara
Gambar dalam video menunjukkan seorang pria diikat ke tiang sasaran di Pulau Corsica. Kepalanya ditutup dengan tas selama aksi traumatis, yang terjadi pada Maret 2019 itu.
Rekaman itu kemudian memperlihatkan pria yang sama dengan tudung dilepas, tetapi masih terikat pada target. Pesawat jet melintas di atasnya, dan di saat yang sama terdengar tembakan senapan mesin.
Rekaman video selanjutnya menunjukkan pria itu dipaksa melompat ke atas bukit dengan tangan dan kaki terikat. Sementara foto yang disertakan dalam rekaman menunjukkan dia diikat di belakang truk.
Film dan foto keduanya dirilis minggu ini oleh pengacara pilot itu, sebagai bagian dari gugatan yang diajukan terhadap militer Perancis.
Dokumen pengadilan mengatakan perpeloncoan terjadi di pangkalan udara Solenzara di Pulau Corsica, Mediterania Perancis. Kejadiannya tak lama setelah pria itu bergabung sebagai pasukan pilot pesawat tempur.
Baca juga: Dituding Kompromi dengan Ekstremis, Presiden Macron dapat Peringatan dari Militer Perancis
Saat perpeloncoan dilakukan, korban mengatakan tudung dipasang di atas kepalanya. Dia lalu dipaksa masuk ke bagian belakang truk yang membawanya ke lapangan tembak.
Dia kemudian diikat ke salah satu target dengan tali nilon yang kuat, sementara jet melintas di atas kepala.
Frederic Berna, pengacara pilot baru yang jadi korban, mengatakan perpeloncoan tersebut diatur dan dilakukan oleh anggota dinas lainnya, yang merekam kejadian itu.
Gambar dan video tersebut kemudian dibagikan di WhatsApp, sebelum diteruskan ke korban.
Berna mengatakan pilot awalnya diam tentang apa yang telah terjadi. Dia menyangkal atas apa yang terjadi karena tidak ingin menantang otoritas militer.
Korban akhirnya membahas masalah ini dengan seniornya pada akhir 2020. Dia kemudian memutuskan untuk mengajukan pengaduan pidana, ketika merasa tanggapan militer dinilai tidak memadai.
Kolonel Stephane Spet, juru bicara Angkatan Udara Perancis, mengatakan masalah itu pertama kali diajukan ke pihak militer pada Januari tahun ini, dan mereka yang terlibat dihukum.
Spet mengatakan beberapa dari mereka yang terlibat dibatasi di barak.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.