SHENYANG, KOMPAS.com - Ribuan sepeda terlantar berjejer di lapangan terbuka luar kota Shenyang, yang menjadi kuburan sepeda bekas fasilitas umum.
Sepeda-sepeda berwarna biru kehijauan, biru, dan kuning itu disusun dalam baris panjang, beberapa bertumpuk.
Ada logo perusahaan-perusahaan yang mendominasi sektor sepeda sewaan di China seperti Hellobike, Didi, dan Meituan.
Baca juga: Hendak Jual Susu Naik Sepeda Motor, Pasutri Ditembak Mati Aparat Myanmar
Sepeda sewaan murah yang dapat diakses pengguna dengan aplikasi dan bisa diparkir hampir di mana saja, merajalela di jalanan "Negeri Panda" selama pertengahan dekade terakhir.
Kala itu investor banyak mendanai startup sepeda seperti Ofo dan Mobike yang sekarang sudah tiada.
Kendaraan roda dua itu dengan cepat memenuhi trotoar dan jalan-jalan di China, tetapi sering diparkir sembarangan oleh penggunanya yang kadang hanya melemparkan ke semak-semak, sehingga membuat pusing pemerintah kota dan pejalan kaki.
Banyak sepeda akhirnya rusak atau hilang dicuri, sedangkan beberapa unit diubah fungsinya menjadi barikade ketika Covid-19 merebak tahun lalu.
Masalah ini sudah biasa terjadi di kota-kota seluruh dunia yang bermasalah menangani jumlah sepeda, mulai dari stasiun metro di Washington DC hingga dasar sungai Melbourne.
Baca juga: Kengerian Covid-19 di India: Jenazah Ibu Dibawa Anaknya Pakai Sepeda Motor