Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Ini Buat Perjuangan Melawan Covid-19 di India Makin Sulit

Kompas.com - 05/05/2021, 17:53 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber DW

NEW DELHI, KOMPAS.com - Total kasus Covid-19 di India sudah melewati 20 juta, berdasarkan data yang dipaparkan secara resmi.

Pada Selasa (4/5/2021) AFP melaporkan, "Negeri Bollywood" melaporkan 357.229 kasus, membuat total kasusnya berada di angka 20,3 juta. Dengan tambahan korban meninggal harian mencapai 3.449, membuat kematian total berada di 222.408.

Sementara menurut laporan DW, para ahli mengatakan angka sebenarnya di seluruh negara Asia Selatan itu mungkin lima hingga 10 kali lebih tinggi dari penghitungan resmi.

Baca juga: Bayi Positif Covid-19 di India Meninggal setelah Ditelantarkan Orangtua yang Takut Tertular

Pihak berwenang terkejut dengan ganasnya gelombang virus terbaru di negara itu.

India menghadapi kesulitan besar dalam memastikan persediaan medis yang cukup, mulai dari sumber daya seperti oksigen medis, obat-obatan penting, dan tempat tidur rumah sakit.

Pemerintah Delhi juga berjuang menemukan strategi yang efektif untuk mengekang penyebaran virus.

Terlepas dari itu, tugas paling menantang yang mereka hadapi adalah berita palsu, teori konspirasi, dan informasi belum diverifikasi, yang beredar di platform media sosial dan aplikasi berbagi pesan.

Konten dalam pesan dan unggahan itu berkisar dari asal gelombang kedua di India, kemanjuran vaksin dan saran untuk meningkatkan kekebalan dengan menggunakan pengobatan tradisional.

"Dari jumlah tersebut, informasi yang salah terkait kesehatan lebih umum dan beragam, diikuti oleh informasi yang salah terkait agama," Syed Nazakat, pendiri Health Analytics Asia, sebuah inisiatif pengecekan fakta, mengatakan kepada DW.

"Sebagian besar informasi kesehatan yang salah berkaitan dengan pandemi dan itu juga, ketika negara ini juga berada di tengah-tengah upaya vaksinasi besar-besaran," katanya.

Baca juga: Kematian akibat Covid-19 di India Bisa Berlipat Ganda Beberapa Pekan ke Depan

Meremehkan sains

Pengamat dan aktivis mengatakan pihak berwenang belum mengambil tindakan yang cukup untuk menghentikan informasi yang salah ini.

Faktanya, beberapa tokoh masyarakat dan pejabat senior sendiri bertanggung jawab atas tingginya infeksi saat ini.

Seperti yang terjadi pada pertengahan April, ketika jumlah kasus Covid-19 mulai meroket.

V K Paul, merekomendasikan agar orang berkonsultasi dengan praktisi terapi alternatif, jika mereka memiliki penyakit ringan atau tanpa gejala. Padahal dia merupakan pejabat senior pemerintah yang berada di garis depan respons virus corona.

Dia juga menyarankan orang mengonsumsi "chyawanprash" (suplemen makanan), dan "kadha" (minuman herbal dan rempah-rempah) untuk meningkatkan kekebalan mereka.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com