Pada 2008, komando AS di Afghanistan meminta lebih banyak tenaga kerja. Bush mengirimkan tentara tambahan dan sekitar 48.500 personel dikerahkan.
Baca juga: Eks Tentara AS yang Bunuh Osama bin Laden Dilarang Delta Airlines karena Tak Pakai Masker
Pada 2009, Barack Obama dilantik menjadi Presiden AS menggantikan Bush. Dalam kampanyenya, dia berjanji untuk mengakhiri perang Irak dan Afghanistan.
Namun kenyataannya, dia meningkatkan kehadiran pasukan AS di Afghanistan menjadi sekitar 68.000 personel. Pada Desember 2009, dia mengirim 30.000 personel lagi.
Tujuannya adalah untuk menghalangi pemberontakan Taliban yang berkembang dan untuk memperkuat lembaga-lembaga Afghanistan.
Pada 2010, lebih dari 150.000 tentara asing dikerahkan ke Afghanistan, 100.000 di antaranya adalah personel AS.
Bin Laden tewas pada 2 Mei 2011, dalam operasi pasukan khusus AS di Pakistan.
Baca juga: Ketika Osama bin Laden Duduk Manis Nonton Leeds United
Aliansi NATO mengakhiri misi tempurnya di Afghanistan pada 2014.
Tetapi 12.500 tentara asing, 9.800 di antaranya adalah personel AS, tetap melatih pasukan Afghanistan dan melakukan operasi anti-teroris.
Keamanan di Afghanistan merosot ketika pemberontakan Taliban menyebar, kelompok ISIS juga menjadi aktif di sana pada 2015.
Pada Agustus 2017, Presiden AS yang baru, Donald Trump, membatalkan jadwal penarikan AS dan mengirimkan ribuan tentara lagi.
Baca juga: PM Pakistan Sebut Osama bin Laden Mati Syahid
Setelah memulai pembicaraan pada 2018, AS dan Taliban menandatangani kesepakatan bersejarah di Doha, Qatar, pada 29 Februari 2020.
Kesepakatan ini membuka jalan bagi penarikan semua pasukan asing dari Afghanistan pada Mei 2021.
Sebagai imbalannya, Taliban menawarkan beberapa jaminan keamanan dan setuju untuk mengadakan pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan.
Pembicaraan dimulai pada September 2020 tetapi kekerasan melonjak di Afghanistan, negosiasi antara Taliban dan pemerintah Afghanistan sebagian besar terhenti.