Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Covid-19 India: Pasien Ini Korbankan Nyawanya Setelah Serahkan Ranjang Rumah Sakit untuk Pria Muda

Kompas.com - 29/04/2021, 17:23 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

NEW DELHI, KOMPAS.com - Dengan kasus Covid-19 India yang meningkat secara eksponensial di India, ratusan kisah mengerikan dan kisah sedih tentang kehilangan dan kematian kerabat terus membanjiri warganya.

Infrastruktur kesehatan India runtuh di bawah tekanan yang memuncak pasien yang datang terus menerus. Warga seringkali harus mengambil keputusan yang sulit.

Baca juga: Cerita Mahasiswa Indonesia saat Tsunami Covid-19 India: Saya Tak Berani ke Laboratorium

Layanan seperti ambulans sulit didapat dan tempat tidur rumah sakit semakin jarang, memaksa pejabat untuk mengambil tindakan.

Mereka mengubah gerbong kereta menjadi ruang perawatan dan menggunakan krematorium anjing untuk mayat orang-orang yang meninggal karena penyakit tersebut.

Namun, di antara kabar memilukan itu, tindakan tanpa pamrih seorang pria telah membuat orang-orang memujinya sebagai pahlawan.

Times of India (TOI) melaporkan Narayan Dabhalkar (85 tahun) mengorbankan tempat tidurnya, setelah melihat seorang wanita memohon agar suaminya yang berusia 40 tahun dirawat.

Dabhalkar menerima perawatan di Nagpur di negara bagian Maharashtra, salah satu dari lima negara bagian yang paling terkena dampak, dan merupakan wilayah terpadat kedua di India.

Setelah menyerahkan tempat tidurnya kepada pria yang lebih muda, Dabhalkar kembali ke rumah, di mana dia meninggal pada Senin (26/4/2021).

Baca juga: Viral #ResignModi di Facebook di Tengah Tsunami Covid-19 India

Dabhalkar pertama kali pergi ke Rumah Sakit Indira Gandhi Rughnalaya (RS IGR) milik Nagpur Municipal Corporation (NMC) pada 22 April, karena kadar oksigennya terus menurun.

“Seluruh keluarga kami terjangkit Covid-19. Pada 16 April, sampelnya kami uji dan hasilnya keluar pada 19 April. Perawatan dilanjutkan di rumah,” kata putri Dabhalkar Aasawari Kothiwan kepada TOI.

Kothiwan menambahkan, saat kadar oksigennya turun pada 22 April lalu, ia kemudian dilarikan ke RS IGR.

"Kami mendapat tempat tidur setelah usaha keras, tetapi dia kembali ke rumah dalam beberapa jam, bahkan saat dokter mengatakan dia dalam keadaan kritis," katanya.

Melansir Newsweek, setelah menghabiskan beberapa jam di RS IGR, dia secara sukarela memilih keluar dari RS, bertentangan dengan saran medis.

Seorang pejabat senior di RS IGR mengonfirmasi hal itu kepada TOI. Mereka menunjukkan pernyataan keluar dari perawatan medis atas kehendak pribadi itu, untuk menanggapi pemberitaan soal Dabhalkar.

Pejabat lain di IGR mengatakan bahwa Dabhalkar berada di ruang untuk menampung pasien yang belum bisa dirawat di bangsal resmi Covid-19. Kapasitas ruang pun terbatas hanya bisa menampung lima pasien sekaligus.

Petugas di IGR mengaku bahwa, "bahkan meninggalkan bangsal korban akan mengurangi tekanan," dan memberi jalan bagi pasien berikutnya.

Baca juga: Viral #ResignModi di Facebook di Tengah Tsunami Covid-19 India

Kothiwan mengatakan bahwa ayahnya bersikeras dia "lebih suka saat-saat terakhir (berada) bersama keluarga daripada di rumah sakit."

Menurut Kothiwan, ayahnya bersikeras untuk melepaskan tempat tidurnya setelah dia mendengar tentang pria yang lebih muda yang membutuhkan.

"Saya telah menjalani hidup saya," katanya kepada mereka "dan lebih memilih menyerahkannya pada takdir daripada memblokir tempat tidur selama dua sampai tiga hari dan mengorbankan pasien yang lebih muda."

Kabar ini menggemparkan warganet di India, dan menimbulkan reaksi beragam.

Banyak yang melontarkan pujian atas keberanian dan pengorbanan. Tapi ada juga yang lebih mengungkapkan keprihatinan atas kondisi miris ini. Mereka melihat insiden ini sebagai kegagalan pemerintahan yang mengecewakan warganya.

"India seharusnya tidak merasa bangga dengan tindakannya. Dia mulia, tapi dia tidak harus mengorbankan dirinya sendiri. Tua seharusnya tidak berarti dibuang," komentar salah satu pengguna Twitter atas nama Sumon Kar.

Dabhalkar pernah menjadi pegawai pemerintah Maharashtra, di departemen statistik India. Dia merupakan anggota aktif organisasi relawan sayap kanan India Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS).

Baca juga: AS Kirim Bantuan Covid-19 Senilai Rp 1,4 Triliun ke IndiaBaca juga: AS Kirim Bantuan Covid-19 Senilai Rp 1,4 Triliun ke India

Gelombang kedua infeksi Covid-19 telah melanda India dalam beberapa bulan terakhir dan, sesuai data Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga, lebih dari 200.000 orang telah meninggal.

Sebanyak 2.978.709 kasus aktif Covid-19 dan total infeksi 17.997.267 (sekitar 18 Juta).

Kisah memilukan yang mirip dengan Dabhalkar, sayangnya, tidak sulit didapat di masa krisis India.

Baru kemarin, kisah memilukan lainnya juga viral di Twitter, menceritakan tentang seorang putra yang terpaksa membawa mayat ibunya dengan sepeda motor untuk dikremasi, karena kurangnya ambulans yang tersedia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com