Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KRI Nanggala-402 Tenggelam, AS Tawarkan Bantuan Alat Canggih untuk Angkat ke Permukaan

Kompas.com - 24/04/2021, 21:46 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Angkatan Laut Indonesia telah menyatakan pada Sabtu (24/4/2021) bahwa kapal selam KRI Nanggala-402 tenggelam, setelah hilang kontak pada Rabu (21/4/2021).

Hilangnya kapal selam Angkatan Laut Indonesia mendapatkan perhatian dari sejumlah negara, seperti Amerika Serikat (AS).

Pada Jumat malam waktu setempat (23/4/2021), Pentagon mengatakan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah berbicara dengan mitranya dari Indonesia, Prabowo Subianto dan menawarkan dukungan tambahan, yang dapat mencakup aset pencarian bawah laut.

Baca juga: Dunia Internasional Turut Mewartakan Kabar Terkini KRI Nanggala-402

AS mengerahkan pesawat pemburu kapal selam Navy P-8 Poseidon untuk membantu mencari dan menyelamatkan kapal selama Angkatan Laut Indonesia yang hilang di Laut Bali.

"Atas permintaan pemerintah Indonesia, kami mengirimkan aset-aset airborne, termasuk pesawat patroli maritim Navy P-8 Poseidon, untuk membantu pencarian kapal selam hilang," kata Sekretaris Pers Pentagon John F Kirby dalam konferensi pers pada Jumat (23/4/2021) di Pentagon.

“Indonesia adalah teman baik dan mitra strategis. Kami semua sangat sedih melihat laporan tentang kapal selam mereka dan pikiran kami serta doa kami bersama para pelaut Indonesia, TNI AL, dan tentu saja semua keluarga mereka,” kata Kirby.

Baca juga: Ramai Istilah Eternal Patrol Saat KRI Nanggala-402 Dinyatakan Tenggelam, Apa Itu?

Melansir situs Departemen Pertahanan AS (DOD), Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa Navy P-8 Poseidon adalah pesawat patroli maritim yang dirancang khusus untuk mencari sesuatu, khususnya kapal selam.

"Ini adalah platform canggih yang dapat membantu pemerintah Indonesia untuk mengetahui lokasi yang lebih baik," ucapnya.

Namun sejauh ini, belum ada permintaan bantuan lebih lanjut dari Indonesia kepada AS.

"Saya tahu tidak ada permintaan lain saat ini dari pemerintah Indonesia untuk bantuan lain, yang bisa diberikan di permukaan atau di bawah permukaan (laut)," ungkap Kirby.

Baca juga: Pakar Asing Perkirakan KRI Nanggala-402 Saat Ini Sudah Kehabisan Oksigen

"Tentu saja, kami memiliki banyak kemampuan, tapi saya tidak akan menjelaskan jenis misi apa ini," imbuhnya.

Jika kapal selam KRI Nanggala-402 ditemukan, terserah kepada Indonesia tentang bagaimana melanjutkannya, kata Kirby.

Ia lalu, menambahkan bahwa tugas seperti mengangkat kapal selam yang tenggelam ke permukaan adalah pekerjaan yang menantang.

"Sangat tergantung pada apakah Anda mengejar sebuah objek di bawah air, apa pun itu kondisinya dan seberapa dalam itu, dan juga seperti apa... dasarnya dan seperti apa arusnya," terangnya.

Baca juga: Oksigen KRI Nanggala-402 Menipis, Kekhawatiran akan Nasib Kru Memuncak

Ia menjelaskan kemudian bahwa ada banyak hal yang harus diperhatikan untuk mengangkat kapal selam yang tenggelam ke permukaan.

"Mengangkat sesuatu dari dasar laut adalah pekerjaan yang berbahaya dan melelahkan. Kami memiliki beberapa kemampuan untuk membantu dalam hal itu," jelasnya.

Saat ini, katanya, di luar pesawat P-8 yang disediakan, aspek tambahan tentang bagaimana DOD dapat membantu, AS belum mendapatkan permintaan lebih jauh dari Indonesia.

"Kami ingin membantu mereka menemukan kapal selam dan kami ingin melakukan apa pun yang kami bisa, apa pun yang mereka ingin kami lakukan, untuk membantu mereka menemukannya," pungkasnya.

Baca juga: Ahli Asing Sebut KRI Nanggala-402 Tenggelam Terlalu Dalam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com