Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Asing Perkirakan KRI Nanggala-402 Saat Ini Sudah Kehabisan Oksigen

Kompas.com - 24/04/2021, 17:27 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNN

JAKARTA, KOMPAS.com - Harapan ditemukannya kapal selam KRI Nanggala-402 dengan 53 awak kapalnya dalam kondisi selamat semakin tipis, ketika diperhitungkan oksigen sudah habis.

Collin Koh, peneliti di Institut Kajian Pertahanan dan Strategis juga memperkirakan kapal selam KRI Nanggala-402 sudah kehabisan oksigen, seperti yang dilansir dari CNN pada Sabtu (24/4/2021).

Ia berasumsi kapal selam memiliki oksigen 72 jam, mengingat kemampuan kapal selam yang terbatas untuk menghasilkan oksigen, karena pembangkit listrik konvensional.

Baca juga: Sejarah Singkat Pengembangan Wahana Penyelamat Kapal Selam

"Jadi ada kemungkinan...oksigen mungkin sudah habis," kata Koh.

Angkatan Laut Indonesia mengatakan sedang menyelidiki, apakah kapal selam kehilangan daya selama menyelam, dan tidak dapat melakukan prosedur darurat.

Angkatan Laut Indonesia mengatakan akan mengirim helikopter dan kapal pencari ke lokasi, di mana kontak hilang dengan kapal selam KRI Nanggala-402 yang berusia 44 tahun, pada Rabu (21/4/2021) saat bersiap untuk melakukan latihan torpedo.

Baca juga: KRI Nanggala-402 Masih Dicari, Ini Sejarah Upaya Penyelamatan Kapal Selam

Jika kapal selam itu masih utuh dan berfungsi dengan baik, pejabat Indonesia mengatakan pada Jumat (23/4/2021), bahwa perkiraan oksigen yang tersedia hanya cukup sampai sekitar subuh pada Sabtu (24/4/2021).

"Sejauh ini kami belum menemukannya...tetapi dengan peralatan yang tersedia kami dapat menemukan lokasinya," kata Achmad Riad, juru bicara militer Indonesia, dalam jumpa pers.

Mengingat posisinya turun ke kedalaman 600-700 meter, jauh di luar batas yang dapat bertahan.

Baca juga: Berikut Kapasitas Kapal Selam di Kawasan Asia Tenggara

Sebuah objek dengan "gaya magnet tinggi" telah terlihat "mengambang" di kedalaman 50 hingga 100 meter, menurut laporan Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia Yudo Margono pada Jumat (23/4/2021).

Pencarian udara sebelumnya telah menemukan tumpahan minya dekat lokasi terakhir kapal selam KRI Nanggala-402.

Kapal selam bertenaga diesel bisa bertahan di kedalaman hingga 500 meter, tapi cenderung lebih berakibat fatal, kata juru bicara angkatan laut Julius Widjojono.

Baca juga: Oksigen KRI Nanggala-402 Menipis, Kekhawatiran akan Nasib Kru Memuncak

Para ahli dunia seperti Koh, mengatakan bahwa Indonesia sebaiknya harus memperluas area pencarian kembali, jika anomali magnetik terbukti bukan KRI Nanggala-402.

Selain itu, mempertimbangkan bahwa jika kapal selam tersebut hilang pada "kedalaman ekstrem", mungkin saja kapal selama tersebut dapat diambil kembali.

Laut Bali bisa mencapai kedalaman lebih dari 1.500 meter.

Salah satu penumpang di dalamnya adalah komandan armada kapal selam Indonesia, Harry Setiawan.

Baca juga: Ahli Asing Sebut KRI Nanggala-402 Tenggelam Terlalu Dalam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com