Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Junta di KTT ASEAN, Rakyat Myanmar Gelar "Ritual Pemakaman” di Yangon

Kompas.com - 24/04/2021, 16:16 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

YANGON, KOMPAS.com - Para pengunjuk rasa di pusat kota Yangon melakukan simulasi ritual pemakaman untuk pemimpin kudeta Min Aung Hlaing, yang melambangkan kematiannya.

Kepala militer yang secara luas ditentang oleh masyarakat di negaranya itu, saat ini berada di Jakarta untuk menghadiri KTT ASEAN pada Sabtu sore (24/4/2021).

Baca juga: Jelang KTT ASEAN, Rakyat Myanmar Kembali Turun ke Jalan meski Sempat Berhenti karena Terlalu Mematikan

Myanmar Now melaporkan pengunjuk rasa melakukan aksi memecahkan pot tanah di jalan-jalan kota.

Rekaman video juga mengungkap gemuruh suara panci dan gong terdengar memenuhi kota terbesar Myanmar itu pada Sabtu pagi (24/4/2021). Aksi ini dilakukan untuk memprotes undangan ASEAN untuk pemimpin junta Min Aung Hlaing.

Sejak Jumat (23/4/2021), para pengunjuk rasa kembali berdemonstrasi di pusat kota Yangon. Mereka menuntut agar para pemimpin regional ASEAN "berdiri dengan rakyat Myanmar", dalam KTT ASEAN yang dihadiri oleh pemimpin junta.

Negara itu berada dalam kekacauan sejak 1 Februari, ketika militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dalam kudeta.

Kekerasan dan kekuatan mematikan digunakan junta untuk memadamkan pemberontakan nasional. Pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 739 orang dalam penumpasan yang berlangsung hampir setiap hari, menurut kelompok pemantau lokal.

Sebagai bagian dari 10 negara ASEAN menggelar pertemuan tingkat tinggi untuk mengatasi krisis yang meningkat di Myanmar.

Pertemuan para pemimpin dan menteri luar negeri ASEAN tersebut menuai kecaman luas dari para aktivis, kelompok hak asasi manusia dan pengunjuk rasa karena memasukkan rezim militer.

Baca juga: KTT ASEAN Kecewakan Rakyat Myanmar, Pilih Junta Abaikan NUG

AFP melaporkan di pusat komersial Yangon, pengunjuk rasa kembali ke jalan pada Jumat, memberikan penghormatan tiga jari terhadap perlawanan. Gerakan anti kudeta telah melemah dalam beberapa pekan terakhir karena takut akan tindakan keras.

"Ibu Suu (Aung San Suu Kyi ) dan para pemimpin - lepaskan mereka segera!" teriak mereka saat berbaris dengan cepat melewati Pagoda Sule di pusat kota Yangon. "Apa yang kita inginkan? Demokrasi!"

Para pengunjuk rasa berasal dari berbagai kota di Yangon, beberapa membawa tanda bertuliskan "ASEAN tolong berdiri bersama rakyat Myanmar" dan "ASEAN apakah Anda membutuhkan lebih banyak darah ... untuk membuat keputusan yang tepat?"

Puluhan orang tua dan muda berdemonstrasi di kota selatan Dawei, memegang tulisan, "Tolong, bantu (kami) untuk menangkap Min Aung Hlaing," dukungan untuk pemerintahan bayangan juga disuarakan.

Di wilayah Sagaing tengah tempat penumpasan brutal oleh pasukan keamanan Myanmar media lokal menunjukkan para siswa memprotes pertumpahan darah dengan mengenakan seragam mereka yang ditutupi pewarna merah dan membaca buku teks yang berlumuran tinta merah.

Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), sekelompok anggota parlemen Myanmar yang digulingkan mencoba untuk menjalankan pemerintahan bayangan, juga menyuarakan kemarahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com