Selama akhir pekan jenazah pasien Covid-19 menumpuk di luar rumah sakit pemerintah di Raipur, negara bagian Chhatisgarh.
Pihak RS tidak mengira jumlahnya akan sebanyak itu, sehingga mereka tak bisa mengkremasinya dengan cepat.
Kemudian di Surat negara bagian Gujarat, krematorium dipenuhi pasien meninggal virus corona sehingga banyak keluarga mulai menguburnya di lahan terbuka.
Baca juga: Di India, Korban Tewas Kecelakaan Lalu Lintas Lebih Banyak dari Covid-19
"Kali ini kami melihat orang-orang yang lebih muda antara 20-40 tahun mengalami gejala serius dan bahkan anak-anak sekarang dirawat di rumah sakit dengan gejala parah," kata Dr Shashank Joshi anggota satgas Covid-19 Mumbai.
Membeludaknya jumlah pasien membuat pasokan oksigen pun menipis.
"Stok cuma bertahan tiga jam," kata Kshitij Thakur politisi lokal di koyamadya Vasai-Virar, Maharashtra, dalam twit yang ditujukan ke pemerintah pusat dan PM Narendra Modi.
"Ada lebih dari 7.000 kasus aktif di sana dan lebih dari 3.000 orang membutuhkan suplai oksigen setiap hari," tambahnya.
Meski sejauh ini 108 juta orang lebih sudah divaksinasi, gelombang kedua Covid-19 di India yang berpenduduk 1,3 miliar masih tak terhentikan.
Sebelumnya India dipandang dapat menghindari gelombang kedua karena kombinasi herd immunity gelombang pertama dan dugaan munculnya kekebalan alami.
Menteri Kesehatan India Harsh Vardhan pada Januari juga menyatakan India berhasil mengatasi pandemi.
The Guardian menyimpulkan, tsunami kasus virus corona di India ini adalah campuran rasa puas diri dan varian baru Covid-19 di India yang lebih menular.
Baca juga: Karena Covid-19, Atlet Panahan India Ini Jual Gorengan untuk Hidup
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.