Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Belajar dari Tsunami Kasus Covid-19 di India: Terlena Pangkal Petaka

Pesta pernikahan mulai dihadiri ratusan orang, para pengunjung di pasar banyak yang tidak memakai masker, dan ribuan massa berkumpul untuk demo politik.

Terbaru, lebih dari 1.000 orang positif Covid-19 setelah mengikuti ritual mandi massal Kumbh Mela di Sungai Gangga.

Nyatanya, sikap terlena dan teledor menjalankan protokol kesehatan (prokes) itu pada akhirnya berujung petaka: tsunami kasus Covid-19 di India.

Gelombang kedua virus corona di India yang dimulai bulan lalu sangat mematikan.

"Orang-orang menjadi sangat terlena, bertindak seolah-olah virus itu sudah hilang, yang tidak masuk akal," kata Dr K Senthil dikutip dari The Guardian, Rabu (14/4/2021).

Dr Senthil merupakan ahli urologi di Coimbatore, Tamil Nadu.

"Di Tamil Nadu, hanya butuh 15 hari untuk mencapai tingkat kasus yang sama di rumah sakit yang mencapai angka puncak terakhir kali."

"Di kota-kota besar negara bagian, rumah sakit sudah hampir penuh."

Minggu ini Covid-19 di India semakin parah, dengan melampaui Brasil sebagai negara kedua di dunia untuk kasus terbanyak yaitu 13,68 juta,

Hampir setiap hari ada angka tertinggi untuk kasus baru, seperti 161.736 kasus pada Selasa (13/4/2021).

Kasus aktif juga mencapai titik tertinggi baru, sementara angka kematian terus meningkat kini menembus 171.000.

Negara-negara bagian seperti Maharashtra memberlakukan lockdown akhir pekan, sedangkan New Delhi menerapkan jam malam tanpa lockdown total.

Selama akhir pekan jenazah pasien Covid-19 menumpuk di luar rumah sakit pemerintah di Raipur, negara bagian Chhatisgarh.

Pihak RS tidak mengira jumlahnya akan sebanyak itu, sehingga mereka tak bisa mengkremasinya dengan cepat.

Kemudian di Surat negara bagian Gujarat, krematorium dipenuhi pasien meninggal virus corona sehingga banyak keluarga mulai menguburnya di lahan terbuka.

"Kali ini kami melihat orang-orang yang lebih muda antara 20-40 tahun mengalami gejala serius dan bahkan anak-anak sekarang dirawat di rumah sakit dengan gejala parah," kata Dr Shashank Joshi anggota satgas Covid-19 Mumbai.

Membeludaknya jumlah pasien membuat pasokan oksigen pun menipis.

"Ada lebih dari 7.000 kasus aktif di sana dan lebih dari 3.000 orang membutuhkan suplai oksigen setiap hari," tambahnya.

Meski sejauh ini 108 juta orang lebih sudah divaksinasi, gelombang kedua Covid-19 di India yang berpenduduk 1,3 miliar masih tak terhentikan.

Sebelumnya India dipandang dapat menghindari gelombang kedua karena kombinasi herd immunity gelombang pertama dan dugaan munculnya kekebalan alami.

Menteri Kesehatan India Harsh Vardhan pada Januari juga menyatakan India berhasil mengatasi pandemi.

The Guardian menyimpulkan, tsunami kasus virus corona di India ini adalah campuran rasa puas diri dan varian baru Covid-19 di India yang lebih menular.

https://www.kompas.com/global/read/2021/04/17/112300770/belajar-dari-tsunami-kasus-covid-19-di-india-terlena-pangkal-petaka

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke