Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Kesehatan Austria Mundur karena Lelah Tangani Wabah Covid-19

Kompas.com - 13/04/2021, 20:50 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

WINA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Austria mengumumkan pengunduran dirinya pada Selasa (13/4/2021) dengan mengatakan dia terlalu banyak bekerja dan kelelahan menangani krisis virus corona.

"Saya memutuskan mengundurkan diri dari jabatan saya," kata Rudolf Anschober, yang pernah menghadapi ancaman pembunuhan karena aturan anti-virus pemerintah, seperti yang dilansir dari AFP pada Selasa (13/4/2021).

"Saya telah banyak bekerja dan kehabisan tenaga," kata pria berusia 60 tahun, yang mengungkapkan bahwa 15 bulan bekerja terasa seperti 15 tahun.

Baca juga: Duterte Siap Lepas Jatah Disuntik Vaksin Covid-19, Ini Alasannya...

Dia memperingatakan bahwa pandemi Covid-19 seharusnya tidak "dianggap remeh".

"Kita belum keluar dari ancaman pandemi Covid-19 sekarang," ujarnya.

Ucapannay kemudian menjadi emosional saat menyampaikan terima kasih kepada para teman dan rekannya.

"Saya percaya semuanya telah melakukan pekerjaan yang baik. Tidak ada yang tanpa kesalahan," ucapnya.

Baca juga: Lingkungan Miskin di Brasil Terancam Krisis Kelaparan di Tengah Pandemi Covid-19

Anschober mengatakan ia mengalami masalah kesehatan baru-baru ini, di mana pada 2012 dia juga telah mengambil cuti 3 bulan dari politik karena kelelahan.

Sebelum mengundurkan diri, dia tidak masuk kerja sejak pekan lalu dan juga mengambil cuti pada awal bulan lalu karena masuk rumah sakit.

Anggota partai Hijau itu menjadi menteri kesehatan pada awal 2020, tepat sebelum virus corona mulai menyebar dengan cepat di Eropa.

Baca juga: WHO: Wabah Covid-19 Masih Jauh dari Selesai

Posisi Anschober akan digantikan oleh Wolfgang Mueckstein, seorang dokter dan anggota partai Hijau yang memperingatkan bahwa dia mendukung lockdown dan akan membuat "keputusan yang tidak populer" untuk menyelamatkan kesehatan masyarakat.

Kepopuleran Anschober meningkat pesat selama krisis virus corona, bahkan melampaui Kanselir konservatif Sebastian Kurz di pertengahan tahun lalu, ketika Austria menahan gelombang pertama pandemi virus corona secara di teluk.

Dia berbicara tentang "tantangan" untuk membantu mengarahkan negara melewati krisis virus corona, dalam sebuah wawancara dengan AFP pada 2020, termasuk membatasi kebebasan seperti bergerak dan berkumpul.

Anschober mengatakan pada Selasa (13/4/2021) bahwa sementara pemerintah telah memerangi gelombang pertama dengan "persatuan", ketegangan dari luar dan dalam pemerintah telah meningkat, membuatnya sering merasa "sangat sendirian".

Baca juga: Bulan Puasa Tiba, Malaysia Longgarkan Aturan Covid-19

Mantan guru itu diberi perlindungan polisi pada November lalu, setelah ancaman kematian terhadapnya, ketika protes lockdown dan pencegahan virus corona semakin keras.

Kurz mengatakan Anschober telah "mengorbankan dirinya sendiri" untuk negara dan memuji "komitmen"-nya. Lalu, Presiden Alexander Van der Bellen memuji "pekerjaan tak kenal lelahnya".

Anggota Alpine Uni Eropa yang berjumlah hampir 9 juta itu telah mencatat lebih dari 581.000 kasus dengan lebih dari 9.700 kematian.

Ibu kota Wina dan 2 provinsi lain yang berdekatan telah diberlakukan lockdown baru sejak awal April, karena unit perawatan intensif telah terisi dengan cepat.

Baca juga: Ratusan Ribu Ikut Festival Mandi di Sungai Gangga Meski Infeksi Covid-19 India Lampaui Brasil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com