Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Permata Sumber Dana Militer Myanmar Dijatuhi Sanksi AS Saat Korban Capai 600 Jiwa

Kompas.com - 09/04/2021, 14:53 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Departemen Keuangan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada perusahaan permata yang menjadi sumber dana militer Myanmar, ketika jumlah kematian akibat kekerasan mencapai 600 orang. 

Departemen Keuangan AS menggambarkan Myanmar Gems Enterprise (MGE) adalah "kunci sumber ekonomi" dari rezim militer, seperti yang dilansir dari BBC pada Jumat (9/4/2021).

Myanmar adalah penghasil utama batu giok, rubi, safir dan permata lainnya, di dunia.

Baca juga: Jenderal Myanmar Salahkan Pengunjuk Rasa karena 600 Orang Tewas

AS telah memberikan sanksi kepada 3 perusahaan batu permata lain, sumber dana yang dikatakan terkait dengan militer Myanmar.

AS dan Inggris sebelumnya telah meningkatkan sanksi terhadap militer dan para pemimpin kudeta.

AS terus enjatuhkan sanksi setelah militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta pada 1 Februari, yang memicu protes dari aktivis pro-demokrasi.

Sekitar 600 warga sipil telah terbunuh, dan ribuan ditangkap ketika pasukan pemerintah menanggapi para demonstran dengan kekerasan yang meningkat.

Baca juga: Tangkap Aktor Paing Takhon, Junta Myanmar Kerahkan 50 Tentara

"Tindakan hari ini menyoroti komitmen Departemen Keuangan untuk menolak sumber pendanaan militer (Myanmar), termasuk dari perusahaan-perusahaan milik negara utama," kata Andrea Gacki, direktur Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan, dalam sebuah pernyataan.

Langkah tersebut menghalangi orang Amerika untuk berbisnis dengan entitas tersebut, yang merupakan perusahaan milik negara yang beroperasi di bawah Kementerian Sumber Daya Alam dan Konservasi Lingkungan.

Baca juga: Dubes Myanmar di Inggris Dilarang Masuk Kedutaannya Sendiri

Peran MGE

MGE mengawasi sebagian besar industri batu giok dan batu permata di Myanmar dan bertanggung jawab atas perizinan dan pengaturan sektor tersebut, mengumpulkan royalti dan memasarkan batu giok dan batu permata di Burma.

Sebuah laporan PBB pada 2019 tentang kepentingan ekonomi militer Myanmar mengatakan perusahaan tersebut adalah salah satu di antara sejumlah perusahaan milik negara.

"Memainkan peran dominan dalam ekonomi Myanmar, menghasilkan sekitar setengah dari pendapatan pemerintah, menghabiskan setengah anggaran pemerintah dan mengatur sebagian besar dari ekonomi formal," bunyi pernyataan itu.

Baca juga: Demonstran Myanmar Bakar Perusahaan dan Bendera Milik China

Laporan tersebut mengatakan bahwa kepemimpinan dari perusahaan sumber dana militer Myanamr, MGE, sebagian besar terdiri dari mantan pemimpin militer.

Laporan sebelumnya dari Global Witness menyebutkan perkiraan nilai batu giok Myanmar sebesar 31 miliar dollar AS (Rp 451,7 triliun) pada 2014, berdasarkan angka produksi batu giok yang tercatat secara resmi sebesar 16.684 ton.

Statistik terbaru dari Extractive Industries Transparency Initiative, pada 2018, menunjukkan bahwa produksi batu giok secara kasar meningkat 2 kali lipat sejak saat itu.

Namun, badan tersebut baru-baru ini menghentikan operasinya di Myanmar sebagai tanggapan atas kudeta Myanmar tersebut.

Baca juga: Rusia Minta Junta Militer Myanmar Jangan Disanksi, Ini Alasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com