Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demonstran Myanmar Bakar Perusahaan dan Bendera Milik China

Kompas.com - 07/04/2021, 18:32 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

YANGON, KOMPAS.com - Demonstran Myanmar dilaporkan membakar bendera dan perusahaan milik China, dalam ketegangan terbaru sejak kudeta 1 Februari.

Api melalap pabrik garmen JOC di Yangon, berdasarkan laporan media lokal dan keterangan dinas pemadam kebakaran.

Tidak terdapat laporan mengenai korban jiwa dalam kebakaran itu, maupun kerugian yang diderita perusahaan.

Baca juga: Rusia Minta Junta Militer Myanmar Jangan Disanksi, Ini Alasannya

Masih di Yangon, sejumlah aktivis membakar bendera China dan mengunggahnya di media sosial Facebook.

Demonstran Myanmar menganggap Beijing sebagai sekutu junta militer. Sebanyak 32 pabrik yang didanai negara itu diserang di Yangon.

Dalam kesempatan lain seperti dilansir Reuters via Channel News Asia Rabu (7/4/2021), sebanyak tujuh orang tewas dalam aksi protes terbaru.

Pihak keamanan menembaki pengunjuk rasa di Kale, saat demonstran menuntut agar pemerintahan sipil dipulihkan.

Harian lokal Mizzima dan Irrawaddy memberitakan, sebanyak lima orang tewas dalam kerusuhan di Kale.

Mereka mengutip warga setempat, yang mengaku mendapatkan informasi dari saksi disertai foto jenazah korban.

Sementara dua pengunjuk rasa ditembak mati di Bago, kota dekat Yangon, seperti diberitakan Myanmar Now.

Pemimpin junta, Jenderal Senior Min Aung Hlaing menuturkan pembangkangan sipil (CDM) sudah membekukan rumah sakit, sekolah, hingga pabrik.

"CDM di sini memang sudah berniat menghancurkan negara. Beda dengan aksi protes yang terjadi di luar negeri," kata dia.

Aosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP) menyatakan, sebanyak 581 orang tewas sejak aksi menentang kudeta terjadi di 1 Februari.

Dari jumlah tersebut, puluhan di antaranya adalah anak-anak yang ditembak mati militer maupun polisi.

Baca juga: Para Pemimpin ASEAN Bakal Bertemu Bahas Myanmar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com