MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia menyatakan, mereka menentang jika junta militer Myanmar mendapatkan sanksi, karena bisa memperburuk situasi.
Juru bicara kementerian luar negeri menuturkan, menghukum Tatmadaw, nama resmi junta, bisa makin memperbesar ancaman perang saudara.
"Langkah seperti ancaman, tekanan, hingga penggunaan sanksi terhadap otoritas Myanmar saat ini sangatlah berbahaya," jelas Kremlin dikutip Interfax.
Baca juga: Ketika Ratu Kecantikan Myanmar Berani Menentang Junta Militer
Menurut Rusia, menghukum junta militer dengan keras bakal mengeskalasi krisis hingga ke skala perang saudara.
Burma, nama lama Myanmar, berada dalam krisis sejak Tatmadaw melakukan kudeta yang menggulingkan pemerintahan sipil pada 1 Februari.
Berdasarkan keterangan grup pemantau lokal, lebih dari 500 demonstran yang turun ke jalan tewas menjadi korban kebrutalan aparat.
Negara kuat mencoba menekan junta dengan meluncurkan hukuman yang menyasar bisnis penting mereka, seperti perdagangan batu giok.
Dilansir AFP Selasa (6/4/2021), baik sanksi maupun seruan dunia dianggap tidak berhasil mendinginkan situasi di sana.
Pekan lalu, Dewan Keamanan PBB menyatakan mereka sangat khawatir dengan situasi yang semakin panas di Myanmar.
Adapun Rusia berusaha menjalin relasi dengan junta, di mana Wakil Menteri Pertahanan Alexander Fomin datang ke parade bulan lalu.
Peringatan Hari Angkatan Bersenjata tersebut dianggap hari paling berdarah, dengan ratusan orang terbunuh.
Adapun dalam parade itu, Kremlin menunjukkan persenjataan mereka seperti tank T-72, jet tempur MiG-29, hingga helikopter Mi-24.
Baca juga: Para Pemimpin ASEAN Bakal Bertemu Bahas Myanmar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.