Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampus di Australia Tutup Prodi Bahasa Indonesia karena Sepi Peminat

Kompas.com - 01/04/2021, 23:34 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

MELBOURNE, KOMPAS.com - La Trobe University di Australia resmi menutup program Indonesia akhir tahun ini karena rendahnya minat dan sedikitnya jumlah siswa di Australia yang mendaftar.

Hal ini disampaikan oleh juru bicara La Trobe University kepada ABC Indonesia pada Kamis (1/4/2021).

"Perubahan yang sebelumnya telah dibicarakan berkaitan dengan studi Bahasa Indonesia di La Trobe University akan diproses sebagaimana diuraikan dalam dokumen konsultasi kepada staf pada November 2020," bunyi pernyataan tersebut.

Baca juga: Wanita Semarang Buka Warkop di Swiss, Pelanggan Ikut Belajar Bahasa Indonesia

"Minat dan pendaftaran siswa dalam program Indonesia secara konsisten sudah sangat rendah dalam beberapa tahun terakhir."

"Jangan hanya melihat jumlah"

Linda Sukamta (kebaya putih) bersama mahasiswa program bahasa Indonesia La Trobe University di acara Harmony Day.LINDA SUKAMTA via ABC INDONESIA Linda Sukamta (kebaya putih) bersama mahasiswa program bahasa Indonesia La Trobe University di acara Harmony Day.
Linda Sukamta yang merupakan Kepala Program Jurusan Bahasa Indonesia di La Trobe University mengatakan "tidak terkejut" dengan keputusan yang diambil universitas tersebut.

“Menurut universitas, keputusan ini terkait Covid, karena tidak ada bantuan pemerintah untuk universitas, sementara pemasukan dari mahasiswa internasional turun drastis,” kata Linda kepada wartawan ABC Sastra Wijaya.

Ia menyesali alasan penutupan program tersebut.

Linda juga mengatakan ia tidak sependapat jika kelas yang lebih kecil tidak menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Baca juga: Kisah Matthias, Pria Jerman yang Belajar Bahasa Indonesia demi Bicara dengan Mertua

"Sebetulnya yang saya inginkan adalah universitas berdialog langsung dengan mahasiswa," kata Linda yang sudah mengajar di La Trobe University sejak 2011.

"Tanya mereka (tentang) bagaimana pembelajaran Bahasa Indonesia penting bagi mereka, bagaimana pandangan mereka tentang Indonesia dibentuk oleh kelas bahasa ... bagaimana perasaan mereka di kelas."

"Jangan hanya melihat jumlah tapi lihatlah kualitas," pungkas Linda.

Ketika ditanya apakah keputusan La Trobe University ini sudah final dan tidak akan berubah lagi, ia mengatakan sempat mendengar rencana protes yang akan dilakukan para mahasiswa.

Sementara itu Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di KBRI Canberra Imran Hanafi mengatakan, penutupan Program Bahasa Indonesia "tidak dikomunikasikan dan didiskusikan" terlebih dahulu dengan KBRI Canberra dan KJRI Melbourne.

Tapi mereka mengatakan akan mencoba kembali berkomunikasi dengan pihak La Trobe University dan Departemen Pendidikan Victoria.

Baca juga: Siswi Australia Dapat Nilai Bahasa Indonesia Tertinggi di Kelasnya

"Kami akan menawarkan bantuan pengajar dari Indonesia jika masalahnya pada kekurangan tenaga pengajar," kata Imran kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com