WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menanggapi penembakan massal Colorado yang renggut nyawa sepuluh korban, dalam pidato resmi pada Selasa (23/3/2021).
Dia menyatakan tidak akan berspekulasi tentang motif pelaku penembakan. Namun Presiden AS ke-46 itu menggunakan insiden tersebut untuk menyerukan larangan senjata serbu di seluruh negeri.
“Kurang dari seminggu setelah pembunuhan delapan orang, sementara sebuah bendera masih berkibar setengah tiang, kota lain di Amerika telah dilukai oleh trauma yang sama.”
“Sementara kami masih menunggu informasi lebih lanjut. Saya tidak perlu menunggu satu menit lagi untuk mengambil langkah-langkah sesuai akal sehat yang akan menyelamatkan nyawa.”
Politisi yang sebelumnya mendampingi Barack Obama sebagai Wakil Presiden AS itu menyerukan ajakan pelarangan senjata serbu dan magasin berkapasitas tinggi di “Negeri Paman Sam”.
Dia pun meminta Senat AS harus segera mengesahkan RUU yang menutup celah dalam sistem.
“Ini bukan dan seharusnya tidak menjadi masalah partisan. Kami harus bertindak. Kita juga harus melarang senjata serbu ke depan,” tegasnya melansir Daily Mail.
“Saya memiliki lebih banyak hal untuk dikatakan ... tetapi saya ingin semua memiliki pikiran yang sama: orang-orang malang yang meninggal itu meninggalkan keluarga. Kita bisa menyelamatkan nyawa (lainnya).”
Baca juga: Saksi Penembakan Colorado: Ahmad Alissa Tembaki Korbannya Berulang Kali
Tak lama setelah mengetahui kejadian tersebut, Gubernur Colorado Jared Polis turut mengungkapkan keprihatinan atas peristiwa itu.
“Hati saya hancur saat kami menyaksikan peristiwa yang sangat mengerikan ini terungkap di komunitas Boulder kami,” ujarnya.
Dia memastikan pemerintah kota telah menyediakan semua sumber daya keselamatan publik untuk membantu Departemen Sheriff Boulder County, saat mereka bekerja untuk mengamankan tempat kejadian.
"Saya sangat berterima kasih kepada pria dan wanita pemberani yang telah menanggapi kejadian itu untuk membantu para korban tragedi yang tidak masuk akal ini."
Walikota Boulder Sam Weaver menilai bahwa kata-kata tidak dapat memberikan keadilan atas tragedi yang telah terjadi sore ini.
“Komunitas kami akan segera berduka atas kehilangan kami, dan memulai penyembuhan kami. Seluruh penduduk kota kami berterima kasih kepada aparat polisi yang pemberani dan petugas para petugas pertolongan pertama.”
Di Brussel, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memulai pidatonya di markas NATO dengan menyampaikan belasungkawa terdalamnya, kepada orang-orang terkasih dari mereka yang terbunuh, termasuk aparat penegak hukum.
Mantan Anggota DPR Gabby Giffords juga merilis pernyataan tentang penembakan Colorado. Dia mengatakan tragedi itu sangat personal baginya.
“Saya selamat dari penembakan di supermarket, dalam tragedi yang menghancurkan komunitas saya tercinta di Tucson. Sudah 10 tahun berlalu, dan komunitas Amerika yang tak terhitung jumlahnya harus menghadapi hal serupa,” sesalnya.
Menurutnya kondisi ini tidak normal, dan tidak seharusnya terjadi. Sudah waktunya bagi para pemimpin kita untuk mengambil tindakan.
Giffords mengatakan bahwa setiap korban memiliki harapan, impian, dan orang-orang yang mencintai mereka. Ironisnya, mereka tidak lagi bersama keluarganya karena tragedi yang dapat dicegah.
Catatan tragedi Colorado
Colorado sebelumnya mengalami dua penembakan massal paling terkenal dalam sejarah AS. Pembantaian itu memicu keprihatinan di seluruh negeri, tetapi tidak menghasilkan perubahan besar pada undang-undang kepemilikan senjata.
Pada 1999, dua anak laki-laki menembak dan membunuh 12 teman sekelas dan seorang guru di Sekolah Tinggi Columbine sebelum bunuh diri.
Kemudian pada 2012, seorang pria bersenjata berat menyerbu bioskop di Aurora, menewaskan 12 orang.
Pria bersenjata itu sekarang menjalani hukuman seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat.
Kota Boulder memberlakukan larangan senjata gaya serbu dan senjata berkapasitas besar lainnya setelah penembakan Parkland, Florida pada 2018.
Tetapi menurut media lokal, seorang hakim pekan lalu memblokir larangan itu dalam keputusan yang dipuji oleh National Rifle Association (NRA).
Baca juga: Penembakan Massal Colorado Tewaskan 10 Orang, Ini Identitas Polisi yang Meninggal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.