Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Pembekuan Darah Vaksin AstraZeneca Masih Ada, Staf Rumah Sakit Denmark Alami Gejalanya

Kompas.com - 21/03/2021, 08:49 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Daily Star

KOPENHAGEN, KOMPAS.com - Dua staf rumah sakit di wilayah ibu kota Denmark jatuh sakit setelah menerima suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Satu di antaranya kini sudah meninggal.

Melansir Daily Star pada Sabtu (20/3/2021), kedua pekerja kesehatan yang tidak disebutkan identitasnya mengalami masalah pembekuan darah dan cerebral haemorrhage atau pendarahan otak, kurang dari 2 pekan setelah disuntik vaksin AstraZeneca.

Keduanya mengalami komplikasi penyakit akibat vaksinasi. Satu di antaranya telah meninggal dahulu.

Baca juga: AS Limpahkan 2,7 Juta Vaksin AstraZeneca Tak Terpakai ke Meksiko

Otoritas wilayah ibu kota Denmark (CRD) mengkonfirmasi pada Sabtu (20/3/2021) bahwa pihaknya menerima 2 "laporan serius" terkait vaksin Covid-19 AstraZeneca. Namun, tidak memberikan penjelasan lebih jauh, menurut laporan Reuters.

AstraZeneca adalah salah satu perusahaan pengembang vaksin Covid-19 bersama dengan Oxford University, Inggris.

Pihak perusahaan sejauh ini mengatakan bahwa tidak ada bukti terkait di dalam vaksinnya yang dapat meningkatkan risiko masalah pembekuan darah dalam peninjauan 17 juta orang.

Baca juga: Sejumlah Negara di Eropa Kembali Gunakan Vaksin Virus Corona AstraZeneca

Sejumlah negara termasuk Jerman, Perancis, dan Denmark, telah menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca yang sudah sempat beredar.

Sebab, muncul laporan masalah pembekuan darah otak yang langka terkait dengan suntikan vaksin itu.

Perancis dan Jerman telah membatalkan keputusan untuk menghentikan suntikan vaksin AstraZeneca, tapi Denmark tidak.

Keputusan Perancis dan Jerman diambil setelah pengawas Uni Eropa menyatakan pada Kamis (18/3/2021) bahwa manfaat vaksin Covid-19 AstraZeneca lebih besar dari pada risikonya.

Baca juga: Bela Astrazeneca, Istri Pangeran Charles Mengaku Menerima Vaksin Buatan Oxford Tersebut

Emer Cooke, direktur Badan Obat Eropa (EMA) mengatakan hubungan pasti antara masalah pembekuan darah dengan vaksin AstraZeneca tidak dapat dikesampingkan.

EMA kemudian menyatakan bahwa butuh analisis lebih lanjut terkait hal itu, tapi mengatakan pada tahap ini "jelas" manfaat melindungi orang dari kematian akibat Covid atau rawat inap lebih besar daripada kemungkinan risiko pembekuan darah.

Cooke menambahkan bahwa orang dapat yakin pada manfaat vaksin, tetapi ia memperingatkan siapa pun yang mengalami sakit kepala yang berlangsung lebih dari 4 hari setelah menerima suntikan vaksin AstraZeneca harus berkonsultasi dengan dokter.

Tindakan pencegahan juga diterapkan pada orang-orang yang mengalami memar tidak biasa, yang dapat mengindikasikan kemungkinan tanda trombosis sinus vena serebri atau penyakit kelainan pembuluh darah.

Baca juga: Bawa 2.000 Dosis Vaksin AstraZeneca ke Nepal, Pangeran Bahrain Diinvestigasi

Menurutnya, kemungkinan kondisi langka yang menarik perhatian ini dapat disikapi dengan memberikan informasi kepada perawatan kesehatan profesional dan orang yang divaksinasi, untuk melihat dan mengurangi kemungkinan efek samping.

Dalam upaya untuk membuktikan bahwa vaksin tersebut aman, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menerima vaksin AstraZeneca pada Kamis (18/3/2021).

"Suntikan Oxford (AstraZeneca) aman dan suntukan Pfizer aman," ujar Johnson.

"Hal yang tidak aman adalah tertular Covid-19, itulah mengapa sangat penting bagi kita semua untuk mendapatkan suntikan segera setelah giliran kita tiba," tambahnya.

Baca juga: PM Thailand Suntik Vaksin AstraZeneca di Tengah Kontroversi Efek Pembekuan Darah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com