Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drama Meghan Markle Berlanjut: Data Pribadinya "Dikorek-korek" Orang Bayaran

Kompas.com - 19/03/2021, 18:28 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang detektif swasta dari Amerika Serikat mengatakan kepada BBC News mereka dibayar oleh surat kabar The Sun untuk memperoleh informasi pribadi mengenai Meghan Markle yang bergelar Duchess of Sussex, pada awal-awal berhubungan dengan Pangeran Harry.

Tapi detektif itu, Daniel Hanks, mengakui mendapatkan informasi rinci secara tidak sah, termasuk nomor jaminan sosial Meghan.

The Sun mengakui telah membayar Hanks tapi ia harus bertindak sesuai hukum.

Baca juga: Wawancara Pangeran Harry dan Meghan Markle Tak Disiarkan jika Pangeran Philip Meninggal

Meghan dan Harry mengatakan, ini menjadi "momentum untuk berkaca" bagi industri media.

BBC News telah melihat apa yang disebut "laporan menyeluruh mengenai Meghan dan keluarganya" yang dikirim detektif swasta itu, yang dikenal sebagai Danno Hanks, kepada The Sun.

Hal ini termasuk nomor telepon, alamat, nomor jaminan sosial serta informasi mengenai anggota keluarganya. Laporannya juga termasuk informasi mengenai mantan suami, dan mantan pacarnya.

Di Amerika Serikat, detektif swasta berlisensi dibolehkan mengakses penuh data-data informasi pribadi dengan alasan hukum, seperti laporan-laporan pengadilan. Tapi untuk mengakses secara rinci demi kepentingan jurnalistik merupakan pelanggaran hukum.

Hanks mengatakan: "Hampir seluruh yang saya temukan itu, mereka bisa dapatkan melalui sarana hukum - dengan pengecualian nomor jaminan sosial.

"Saat kamu memiliki informasi itu... Itu adalah kunci masuk ke kerajaan."

Baca juga: Trump Beri Dukungan jika Meghan Markle Maju sebagai Presiden AS

Meskipun, tak ada bukti bahwa hal itu terjadi dalam kasus ini, nomor jaminan sosial secara khusus berpotensi bisa disalahgunakan untuk kepentingan lainnya.

Seorang juru bicara Harry dan Meghan mengatakan: "Duke dan Duchess of Sussex merasakan bahwa hari ini adalah momentum penting bagi industri media untuk berkaca dan juga masyarakat secara luas, laporan penyelidikan ini menunjukkan bahwa praktik curang di masa lalu masih digunakan, membuat kerusakan bagi hubungan orang dan keluarga.

"Harry dan Meghan berterima kasih kepada mereka yang bekerja di media yang menjunjung tinggi nilai-nilai jurnalisme, yang saat ini lebih dibutuhkan."

Harry dan Meghan yang bergelar Duke dan Duchess of Sussex punya hubungan yang buruk dengan sejumlah media dan tabloid di Inggris. Saat pasangan ini satu panggung dengan Oprah Winfrey, mereka mengatakan, surat-surat kabar ini telah menciptakan "lingkungan yang buruk" dengan "kontrol dan ketakutan" yang menjadi alasan terbesar bagi mereka untuk meninggalkan Inggris.

Pangeran Harry saat ini menggugat surat kabar The Sun, dan Daily Mirror, atas tuduhan peretasan telepon sebelum 2011.

Sejumlah cerita muncul di The Sun, dan surat kabar lainnya ini berlangsung saat awal hubungan antara Harry dan Meghan. Dalam sebuah artikel, mereka mengklaim Pangeran Harry "membombardir" calon istrinya dengan pesan teks. Artikel lainnya merinci saat Harry berakhir pekan di rumah Meghan di Toronto.

Baca juga: Setelah Wawancara Meghan dan Harry, Michelle Obama Berdoa agar Ada Pengampunan

Siapa Danno Hanks?

Danno Hanks bekerja sebagai detektif swasta di Amerika Serikat selama lebih dari 40 tahun, mengumpulkan informasi para selebritis dan tokoh-tokoh terkenal, termasuk Michael Jackson dan Jeffrey Epstein.

Dia cukup dikenal pada era 1990an, muncul dalam televisi dan empat kali masuk penjara, kasus terakhirnya pada 2017 dengan tuduhan pemerasan.

Hanks mengatakan, dia juga memasok laporan untuk sebagian besar media dan tabloid Inggris.

Surat kabar The Sun menulis laporan-laporan dari Hanks-persisnya setelah adanya penyelidikan publik terkait dengan perilaku, praktik dan etika pers di Inggris menyusul skandal peretasan News International (Leveson Inquiry). Ia kemudian disodorkan kontrak kerja, dan berjanji akan bertindak sesuai hukum.

Tapi dia mengklaim, tak pernah ada yang menanyakan dari mana dia memperoleh informasi. "Mereka tidak peduli. Mereka hanya menginginkan informasi," katanya.

Baca juga: Terguncang karena Wawancara Pangeran Harry dan Meghan Markle, Begini Cara Kerja “Mesin Uang” Kerajaan Inggris

Hanks muncul ke permukaan setelah didekati Graham Johnson, seorang jurnalis lepas dan editor Byline Investigates, yang menerbitkan tulisan-tulisan di media Inggris.

Johnson, mantan editor investigasi di Sunday Mirror, mengaku bersalah atas dua tuduhan peretasan telepon pada 2013.

Dari websitenya dia menerima uang dari pendukung terkemuka reformasi pers, termasuk aktor Hugh Grant dan Steve Coogan, yang masing-masing menjadi korban peretasan telepon, dan pasangannya, Emma Jones adalah anggota dari Hacked Off, kelompok kampanye reformasi pers.

Johnson, yang membayar Hanks untuk mendapatkan dokumennya, mengatakan: "Cerita ini jelas menonjol di dunia, setelah Penyelidikan Leveson, karena ini terjadi lima tahun setelah kami mengira praktik-praktik ini telah dihentikan."

Hanks, yang yang saat ini sudah pensiun, mengaku sudah melihat wawancara Harry-Meghan dengan Oprah, yang mendorongnya untuk berkata. "Saya hanya melakukannya untuk menjernihkan hati nurani saya," katanya.

Baca juga: Kerajaan Inggris Sewa Firma Hukum Eksternal, Selidiki Klaim Penindasan Meghan

Ketika ditanya seandainya ia berhadapan langsung dengan Meghan dan Harry, apa yang ingin ia sampaikan? "Saya sangat menyesal atas apa yang sudah saya lakukan... dan saya bersedia jika pengacara Anda ingin berbicara dengan saya. Saya siap untuk memberikan semua yang saya tahu. Memberi Anda dengan informasi apa pun. Saya hanya berharap kejadian ini tak terulang lagi."

Dalam sebuah pernyataan, News Group Newspapers - induk perusahaan Sun - mengatakan: "Pada 2016, The Sun membuat permintaan resmi kepada Hangks untuk mencari kontak dan alamat Meghan Markle dan kemungkinan kerabatnya dengan cara menggunakan lisensi yang ia pegang, untuk mendapatkan database secara legal. Dia dibayar 250 dollar AS (Rp 3,5 juta).

"Hanks tidak ditugaskan untuk melakukan tindakan ilegal atau melanggar Undang Undang Privasi - memang dia diperintahkan secara jelas secara tertulis untuk bertindak sesuai jalur hukum dan dia menandatangani surat perjanjian hukum, bahwa ia akan melakukannya.

"Informasi yang dia berikan tak dapat dan tidak menimbulkan kekhawatiran, bahwa dia telah menggunakan praktik ilegal untuk mendapatkan informasi tersebut.

"Sun tak pernah meminta nomor jaminan sosial Meghan Markel, tidak juga menggunakan informasi yang ia berikan untuk yang melanggar hukum.

"The Sun mematuhi semua hukum dan peraturan dan menggunakan protokol yang ketat dalam kaitannya memperoleh informasi dari pihak ketiga. Hal ini juga mencakup seluruh prosedur peliputan kami."

Baca juga: Meghan Markle Berniat Jadi Presiden AS jika Biden Tak Maju

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com