KOMPAS.com - Berita internasional terpopuler dari kanal global Kompas.com edisi Selasa (16/3/2021) ternyata berasal dari negara tetangga, Malaysia.
Pemerintah Malaysia baru saja menggugat putusan pengadilan, yang mengizinkan umat Kristen menggunakan kata "Allah" untuk menyebut Tuhan.
Masih dari kawasan Asia Tenggara, kabar yang masih mengkhawatirkan dilaporkan dari Myanmar. Dengan 138 pengunjuk rasa yang tewas, Myanmar dikhawatirkan akan jatuh dalam perang saudara terbesar.
Selain itu, ada juga kabar baik dari keturunan Indonesia di Amerika Serikat (AS). Dzaki Sukarno yang masih mengenyam pendidikan di bangku universitas mencoba peruntungan di American Idol. Dia dikabarkan menerima golden tiket untuk lanjut ke babak berikutnya.
Simak beberapa cuplikan berita internasional paling populer dari kanal Global Kompas.com edisi Selasa (16/3/2021) hingga Rabu (17/3/2021), berikut ini.
Pemerintah Malaysia pada Senin (15/3/2021) menggugat putusan pengadilan, yang mengizinkan umat Kristen menggunakan kata "Allah" untuk menyebut Tuhan.
Kata tersebut sejak lama memecah belah multi-etnis Malaysia. Umat Kristen mengeluh larangan itu akibat tumbuhnya pengaruh Islam konservatif.
Pekan lalu Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur mengizinkan umat Kristen memakai kata Allah dalam publikasi, dan mencabut larangan sejak 1986 tersebut.
Hakim memutuskan larangan itu tidak konstitusional, karena undang-undang Malaysia menjamin kebebasan beragama.
Akan tetapi, kemarin Pemerintah Malaysia mengajukan gugatan ke pengadilan banding dengan berkata pihaknya tidak puas dengan putusan tersebut, menurut dokumen yang dilihat AFP.
Baca berita selengkapnya di sini.
Baca juga: Kronologi Kata Allah yang Akhirnya Boleh Dipakai Umat Kristen di Malaysia
Pakar menyatakan, mereka khawatir Myanmar bakal jatuh dalam perang saudara terbesar jika junta tak militer tak menghentikan aksinya.
Pernyataan itu muncul setelah PBB mencatat, total 138 demonstran tewas sejak kudeta dimulai pada 1 Februari lalu.
Jumlah korban tewas itu termasuk 39 orang yang terbunuh pada Minggu (14/3/2021), hari paling berdarah sejak militer Myanmar mengambil alih kekuasaan secara paksa.
Dr Sasa, utusan khusus parlemen demokratis yang dibubarkan untuk PBB berujar, dia menyoroti jika dunia tak segera bertindak.