Di Hpakan, pusat penambangan batu giok di Negara Bagian Kahcin, seorang pria berusia 30 tahun ditembak mati dan enam lainnya terluka.
Di sana, pasukan keamanan Myanmar dilaporkan menembakkan peluru tajam ke arah pengunjuk rasa anti-kudeta pada Minggu pagi.
Pada Minggu, aksi pasukan keamanan Myanmar paling brutal terjadi di Yangon.
Seorang demonstran di Hlaingtharyar, Yangon, mengatakan kepada The Irrawaddy bahwa pasukan keamanan sengaja membunuh demonstran.
“Penembakan ini sama sekali tidak bisa diterima. Mereka tidak membubarkan protes. Mereka membunuh orang dengan kekerasan," kata demonstran tersebut.
Baca juga: Cerita Polisi Myanmar yang Mengungsi ke India: Saya Tak Bisa Menembak Bangsa Saya Sendiri
Junta militer Myanmar akhirnya memberlakukan darurat militer di Hlaingtharyar dan Shwepyitha di Yangon pada Minggu malam.
Status itu diberlakukan setelah sedikitnya 39 demonstran tewas dalam salah satu hari paling mematikan sejak kudeta 1 Februari menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).
Kedua kota besar dan miskin itu dikenal sebagai pusat pabrik, khususnya pabrik garmen.
Televisi yang dikelola junta militer Myanmar mewartakan, junta militer memberikan kekuasaan administratif dan peradilan darurat militer kepada komandan regional Yangon.
Baca juga: Junta Militer Myanmar Kembali Bunuh 12 Orang Tak Bersenjata dalam Aksi Protes Anti-kudeta
“Untuk melakukan keamanan, menjaga aturan hukum, dan ketenangan dengan lebih efektif," kata seorang penyiar televisi tersebut sebagaimana dilansir AFP.
Di Hlaingtharyar, polisi dan tentara bentrok dengan para demonstran. Para demonstran yang memegang tongkat dan pisau dan bergegas berlindung di balik barikade darurat.
Para pengunjuk rasa juga menggunakan potongan tong sampah yang diubah menjadi tameng darurat.
Beberapa demonstran yang terluka berhasil diselamatkan ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan. Tetapi seorang dokter mengatakan tidak semua berhasil diselamatkan.
Baca juga: Pemerintah Bayangan Myanmar Berjanji Beri Rakyat Hak Hukum
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.