Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Junta Memberlakukan Status Darurat Militer untuk Dua Kota di Myanmar

Kompas.com - 15/03/2021, 09:42 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

YANGON, KOMPAS.com - Junta Myanmar memberlakukan darurat militer di dua kota padat penduduk Yangon pada Minggu malam (14/3/2021).

Status itu diberlakukan setelah sedikitnya 39 pengunjuk rasa tewas dalam salah satu hari paling mematikan sejak kudeta 1 Februari menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP),

Kekerasan kemarin membuat jumlah orang tewas dalam protes massal sejak militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dari kekuasaan menjadi sekitar 126 orang. Para aktivis dan kelompok hak asasi yakin jumlahnya bisa lebih tinggi.

Junta telah berulang kali membenarkan perebutan kekuasaannya dengan menuduh kecurangan pemilu yang meluas dalam pemilihan November, yang dimenangkan oleh partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi.

Media yang dikelola pemerintah mengumumkan kota besar Hlaingtharyar Yangon dan kota tetangga Shwepyitha akan ditempatkan di bawah darurat militer.

Kedua kota besar dan miskin itu dikenal sebagai pusat pabrik, khususnya pabrik garmen.

Junta "memberikan kekuasaan administratif dan peradilan darurat militer kepada komandan regional Yangon ... untuk melakukan keamanan, menjaga aturan hukum dan ketenangan dengan lebih efektif," kata seorang penyiar di TV yang dikelola pemerintah melansir AFP.

Tentara dan polisi dalam beberapa pekan terakhir melakukan tindakan keras hampir setiap hari terhadap para demonstran, yang menyerukan kembali ke demokrasi. Gas air mata, peluru karet dan peluru tajam digunakan untuk memadamkan protes anti-kudeta.

Di Hlaingtharyar, polisi dan tentara bentrok dengan kekerasan. Pengunjuk rasa yang memegang tongkat dan pisau dan bergegas berlindung di balik barikade darurat.

Para pengunjuk rasa yang menggunakan potongan tong sampah sebagai tameng. Beberapa demonstran yang terluka berhasil diselamatkan ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan. Tetapi seorang dokter mengatakan tidak semua bisa dijangkau.

"Saya dapat memastikan 15 orang telah meninggal," kata dokter itu kepada AFP. Dia telah merawat sekitar 50 orang dan memperkirakan jumlah kematian akan meningkat.

Kelompok pemantau AAPP memverifikasi penangkapan dan kematian sejak kudeta - memberikan jumlah kematian yang lebih tinggi.

Warga yang bersembunyi di rumah mendengar suara tembakan terus menerus sepanjang hari. Sementara truk militer terlihat mengemudi melalui jalan berasap.

Utusan PBB untuk Myanmar mengutuk keras pertumpahan darah tersebut. Menurutnya komunitas internasional termasuk aktor regional, harus bersatu dalam solidaritas dengan rakyat Myanmar dan aspirasi demokratis mereka.

“Kebrutalan yang sedang berlangsung sangat merusak prospek perdamaian dan stabilitas" di negara itu,” katanya setelah mendengar laporan pembunuhan yang memilukan, dan penganiayaan terhadap demonstran dan tahanan" dari kontak di Myanmar.

Baca juga: Myanmar Kembali Catat Korban Tewas Terbanyak Dalam Sehari

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com