Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bayangan Myanmar Berjanji Beri Rakyat Hak Hukum

Kompas.com - 14/03/2021, 11:23 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Pemimpin pemerintah bayangan Myanmar, Mahn Win Khaing Than, mengatakan akan berusaha memberi rakyat Myanmar hak hukum untuk membela diri.

Hal itu diungkapkan Mahn Win Khaing Than melalui Facebook sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (14/3/2021).

Mahn Win Khaing Than beserta sejumlah pejabat senior dari National League for Democracy Party (NLD) sedang dalam pelarian.

"Ini adalah saat paling gelap bangsa dan fajar sudah mendekat,” kata Mahn Win Khaing Than.

Baca juga: Sumpah Pemerintah Sipil Paralel Myanmar Kejar Revolusi untuk Akhiri Junta Militer

Dia mengatakan, pemerintah sipil akan berusaha membuat undang-undang yang diperlukan sehingga rakyat memiliki hak membela diri terhadap tindakan keras militer Myanmar.

Mahn Win Khaing Than ditunjuk sebagai pemimpin pemerintah bayangan Myanmar oleh anggota parlemen Myanmar yang digulingkan militer.

Kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan, jumlah korban tewas dalam serangkaian demo Myanmar mencapai lebih dari 80 orang hingga Sabtu (13/3/2021).

Selain itu, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik menambahkan, lebih dari 2.100 orang telah ditangkap.

Baca juga: Tiga Pengunjuk Rasa Myanmar Tewas setelah Ratusan Orang Menentang Jam Malam

Sedikitnya 13 orang dilaporkan tewas pada Sabtu, salah satu hari paling berdarah sejak militer Myanmar melakukan kudeta pada 1 Februari.

Seorang saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa lima orang ditembak mati dan beberapa lainnya cidera ketika polisi melepaskan tembakan kepada massa aksi di Mandalay, kota terbesar kedua Myanmar.

"Mereka (aparat Myanmar) beraksi seperti berada di zona perang, padahal orang-orang tak bersenjata," kata seorang aktivis yang berbasis di Mandalay, Myat Thu.

Dia mengatakan salah satu korban tewas adalah seorang anak berusia 13 tahun.

Baca juga: Biden Beri Bantuan Izin Tinggal dan Bekerja Sementara Warga Myanmar di AS saat Junta Militer Makin Brutal

Salah satu demonstran, Si Thu Tun, mengaku melihat dua orang ditembak, salah satunya seorang biksu Buddha.

“Salah satunya terkena di tulang kemaluan, satu lagi ditembak hingga tewas,” kata Si Thu Tun.

Seorang sopir truk di Chauk dilaporkan tewas setelah ditembak di bagian dada oleh polisi, kata seorang kerabat korban.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com