Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bujuk Terdakwa Pemerkosa Nikahi Korban, Ketua Mahkamah Agung India Diminta Mundur

Kompas.com - 05/03/2021, 10:46 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com – Ketua Mahkamah Agung India Sharad Arvind Bobde menghadapi seruan untuk mengundurkan diri setelah membujuk terdakwa pemerkosa untuk menikahi korban agar tidak dipenjara.

Dilansir dari The Guardian, Kamis (4/3/2021), lebih dari 5.000 orang telah menandatangani petisi yang menuntut agar hakim tertinggi di India tersebut mundur.

Bobde berkata kepada seorang terdakwa pemerkosa dalam sidang, “Jika Anda mau menikahi (korban), kami dapat membantu Anda. Jika tidak, Anda kehilangan pekerjaan dan masuk penjara.”

Bujukan Bobde tersebut memicu kehebohan dan mendorong aktivis hak perempuan untuk mengedarkan surat terbuka dan petisi yang menuntutnya agar mundur.

Baca juga: Polisi Akhirnya Pecahkan Kasus Pemerkosa Berantai yang Teror Perkumpulan Mahasiswa Kulit Hitam Selama Satu Dekade

Kini, petisi tersebut mendapatkan lebih dari 5.200 tanda tangan yang menyerukan pengunduran dirinya.

Menurut surat tersebut, terdakwa dituduh menguntit, mengikat, mencekik, dan berulang kali memperkosa korban.

Terdakwa juga dituduh telah mengancam korban dengan menyiram korban dengan bensin, membakarnya, dan membunuh saudara laki-laki korban.

"Dengan menyarankan pemerkosa menikahi korban, Anda, ketua pengadilan India, berusaha untuk mengutuk korban selamat untuk pemerkosaan seumur hidup di tangan penyiksa yang mendorongnya untuk mencoba bunuh diri," tulis surat itu.

Baca juga: Pria Pemerkosa Anak Dicambuk di Aceh, Ini Pemberitaan Media Asing

Surat terbuka itu juga menyentil sidang lain pada Senin (1/3/2021) di mana Bobde dilaporkan mempertanyakan apakah seks antara pasangan yang sudah menikah bisa dianggap pemerkosaan.

"Suaminya mungkin seorang pria yang brutal, tetapi dapatkah Anda menyebut tindakan hubungan seksual antara pria dan istri yang menikah secara sah sebagai pemerkosaan?" kata Bobde kala itu.

Surat tersebut lantas menyerang Bobde bahwa komentarnya tak hanya melegitimasi segala jenis kekerasan seksual, fisik, dan mental yang dilakukan oleh suami.

“Tetapi juga menormalkan penyiksaan yang dihadapi wanita India dalam pernikahan selama bertahun-tahun tanpa bantuan hukum,” imbuh surat itu.

Baca juga: UU Baru Disahkan, 5 Pemerkosa Dihukum Mati di Bangladesh

Catatan buruk India tentang kekerasan seksual telah menjadi fokus perhatian internasional sejak pemerkosaan massal dan pembunuhan pada 2012 terhadap seorang siswi di bus Delhi.

Bahkan, para korban pemerkosaan kerap menjadi sasaran perlakuan seksis di tangan polisi dan pengadilan.

Para korban juga didorong untuk menikah dengan penyerang mereka di mana hal tersebut tersebut anggap sebagai "solusi" kompromi.

Mantan Mahkamah Agung India Ranjan Gogoi juga menjadi sorotan setelah dia dituduh oleh mantan stafnya melakukan pelecehan seksual.

Dia dibebaskan pada 2019 setelah penyelidikan internal, memicu aksi protes di negara itu.

Baca juga: Reynhard Sinaga, Pemerkosa Paling Parah di Inggris, Kemungkinan Tak Akan Pernah Bebas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com