Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Biografi Tokoh Dunia] Semion Mogilevich, Bos Mafia Cerdas Ahli "Cuci Uang"

Kompas.com - 28/02/2021, 05:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Jurnalis Craig Unger dalam tulisannya bahkan menyebut Mogilevich: “Menguasai keterampilan yang sangat didambakan oleh gangster paling tangguh di planet ini: Dia mengambil uang kotor dan membuatnya bersih.”

Baca juga: Menang Gugatan, Bos Mafia Boleh Setel Lagu dan Nonton TV di Penjara

Jejaring bisnis terselubung

Kepada Business Insider, Agen Khusus Peter Kowenhoven, yang telah menangani kasus Mogilevich sejak 1997 mengatakan mafia, yang juga perokok berat itu, menjadi sangat berbahaya karena operasi kelompoknya yang tidak mengenal batas.

Pada 1991, Mogilevich masuk ke sektor energi dengan perusahaannya Arbat International. Selama 5 tahun berikutnya, perusahaan itu menjadi perhatian karena ekspor-impor utama baginya.

Selanjutnya, dia memperoleh kendali atas Inkombank pada 1994. Lembaga finansial itu merupakan salah satu bank swasta terbesar di Rusia.

Dengan kepemilikan itu, sejumlah pihak menudingnya memiliki kesepakatan rahasia dengan ketua bank saat itu, Vladimir Vinogradov. Perjanjian keduanya memungkinkan Mogilevich mengakses pasar keuangan global. Meski kemudian bank tersebut berada di bawah radar badan hukum dan bangkrut pada 1998.

Sementara pada 1996, Mogilevich memperoleh saham di Sukhoi, yang merupakan salah satu perusahaan manufaktur pesawat terbang terbesar.

Salah satu ciri Mogilevich yang paling mengkhawatirkan adalah pengaruhnya di sektor energi Eropa. Dia mengontrol jaringan pipa gas alam yang luas di Rusia dan Eropa Timur. Saat ini, Rusia memasok sekitar 30 persen gas Eropa.

Pada 2002, Zeev Gordon, seorang pengacara yang mewakili Mogilevich selama lebih dari 20 tahun, memulai Eural Trans Gas (ETG). Perusahaan ini adalah perantara utama perdagangan gas antara Ukraina dan Turkmenistan.

Tapi sebenarnya Mogilevich menjadi otak di balik berfungsinya perusahaan itu. Dia mengatur skema barter untuk memperdagangkan gas dari Turkmenistan, dengan imbalan makanan, peralatan, dan suku cadang.

Pada 2000-an, Mogilevich mendapat sorotan karena hubungan dengan perusahaan 'RosUkrEnergo (RUE). Perusahaan itu dibentuk oleh asosiasi raksasa energi Rusia Gazprom dan perusahaan Swiss yang terdaftar Centragas Holding AG .

Tapi Mogilevich disebut memiliki hubungan dekat dengan Dmytro Firtash, salah satu pemilik bersama RUE. Usaha ini pun membantunya menghasilkan banyak keuntungan secara ilegal.

Baca juga: Bos Mafia Terkenal yang Kelola Kerajaan Kriminalnya dari Penjara Ditemukan Tewas di Selnya

Tuntutan di seluruh dunia

Pihak berwenang dari berbagai negara menuntutnya dengan sekitar 40 tindak pidana. Kasusnya dari pemerasan hingga konspirasi, judi, mengajukan dokumen palsu dan pencucian uang.

Dia juga dicari untuk dimintai keterangan terkait skema dugaan pembunuh bayaran, perdagangan senjata ilegal, pemerasan, perdagangan narkoba, dan prostitusi dalam skala internasional.

Pada 1990-an, di Kanada, dia mendirikan YBM Magnex International. Perusahaan itu diberi label perusahaan manufaktur magnet yang berbasis di luar Philadelphia. Padahal dia tidak pernah mengunjungi kota itu.

Saham YBM naik sekitar 2.000 persen, setelah catatan keuangan palsu dibuat okleh Mogilevich. Dia juga menyuap akuntan, dan menceritakan kebohongan kepada pejabat Sekuritas dan Bursa (Komisi).

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com