Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asia Tenggara Akan Butuh 4.400 Pesawat Baru Senilai Rp 9,9 Kuadriliun

Kompas.com - 27/02/2021, 23:49 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Boeing pada Kamis (25/2/2021) mengatakan bahwa maskapai penerbangan di Asia Tenggara akan membutuhkan 4.400 pesawat baru senilai 700 miliar dollar AS (Rp 9,9 kuadriliun).

Melansir Xinhua News pada Kamis (25/2/2021), hal itu untuk mendukung kenaikan permintaan perjalanan udara selama 20 tahun ke depan.

Pasar penerbangan Asia Tenggara sendiri akan menjadi pasar terbesar kelima di dunia pada 2039 nanti. 

Baca juga: Menyamar Jadi Petugas, Pria di Jerman Beri Perintah Penerbangan Palsu

Jaringan perjalanan udara domestik maupun regional yang luas di seluruh kawasan tersebut menempatkan pasar ini di posisi yang baik untuk pulih pasca-pandemi Covid-19, menurut laporan Commercial Market Outlook (CMO) 2020 Boeing.

Laporan prediksi itu memproyeksikan pertumbuhan lalu lintas penumpang di Asia Tenggara akan meningkat 5,7 persen secara tahunan selama periode prediksi.

Selama periode itu, Asia Tenggara akan menjadi pasar penerbangan terbesar kedua di kawasan Asia-Pasifik setelah China.

Baca juga: Singapura Mulai Vaksinasi Massal Pekerja Sektor Penerbangan dan Maritim

Boeing memproyeksikan armada pesawat komersial di Asia Tenggara akan tumbuh 5,3 persen secara tahunan selama 20 tahun ke depan.

Selain itu, permintaan untuk layanan komersial purnajual senilai 790 miliar dolar AS akan membantu memelihara armada selama periode yang sama.

"Penggerak-penggerak utama bagi pertumbuhan Asia Tenggara tetap kuat. Dengan kelas menengah yang terus meluas dan pertumbuhan konsumsi pribadi, perekonomian di kawasan tersebut tumbuh hampir 70 persen selama satu dekade terakhir, yang meningkatkan kecenderungan untuk melakukan perjalanan," kata Wakil Direktur Pemasaran Komersial Boeing Darren Hulst.

Baca juga: Penerbangan Qatar-Saudi Kembali Dibuka Setelah Perselisihan Menahun

 

"Selain itu, pemerintah di kawasan ini terus menempatkan sektor perjalanan dan pariwisata sebagai penggerak penting bagi pertumbuhan ekonomi."

Meskipun pengiriman pesawat dalam waktu dekat terdampak akibat efek pandemi, Boeing memperkirakan para operator akan membutuhkan lebih dari 3.500 pesawat lorong tunggal baru hingga 2039 nanti.

Baca juga: Berulah Selama Penerbangan, Pilot Ancam Buang Pendukung Trump di Kansas

Pesawat lorong tunggal, seperti tipe 737, akan terus menggerakkan pertumbuhan kapasitas di Asia Tenggara, tempat maskapai penerbangan berbiaya rendah mencatatkan penetrasi pasar tertinggi secara global, sebut Boeing.

Secara global, Boeing memproyeksikan kebutuhan atas 43.110 pesawat komersial baru dan permintaan layanan purnajual akan setara dengan 9 triliun dolar AS selama dua dekade ke depan.

China akan menjadi pasar penumpang terbesar dalam beberapa tahun ke depan. Maskapai-maskapai China akan membutuhkan pengiriman hampir 8.420 pesawat penumpang baru selama 20 tahun ke depan, porsi terbesar dibanding negara mana pun di dunia.

Baca juga: Waspadai Varian Baru Virus Corona, Filipina Susul 40 Negara Tangguhkan Penerbangan dari Inggris

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com