PYONGYANG, KOMPAS.com - Sebanyak delapan diplomat Rusia dan anggota keluarganya, termasuk yang termuda balita 3 tahun, pulang dari Korea Utara naik troli akibat lockdown virus corona di Pyongyang.
Video yang diunggah di akun Telegram Kementerian Luar Negeri Rusia menunjukkan kereta troli berisi koper dan wanita, didorong melintasi jembatan kereta api perbatasan oleh Sekretaris Ketiga Vladislav Sorokin, satu-satunya pria di rombongan itu.
Mereka melambaikan tangan dan bersorak saat mendekati tanah airnya, puncak dari perjalanan 32 jam via rel kereta api dari Pyongyang, dilanjutkan dengan naik bus selama 2 jam ke perbatasan.
Baca juga: Perjalanan 34 Jam dengan Troli Ditempuh Diplomat Rusia Demi Pulang dari Korea Utara
"Butuh perjalanan panjang dan sulit untuk pulang," kata Kemenlu Rusia di unggahannya pada Kamis (25/2/2021).
"Untuk melakukan ini, Anda perlu membuat troli dulu, menaruhnya di atas rel, meletakkan barang-barang di atasnya, mendudukkan anak-anak, dan berangkat."
"Akhirnya bagian terpenting dari rute ini - berjalan kaki ke Rusia," tambah mereka.
Sorokin adalah mesin utama dari kereta tak bermesin, katanya, dan harus mendorongnya lebih dari 1 kilometer.
Baca juga: Ternyata Ini Motif Hacker Korea Utara Retas Data Vaksin Covid-19 Pfizer
Begitu sampai di Rusia, mereka bertemu dengan rekan-rekan dari Kemenlu lalu diangkut dengan bus ke bandara Vladivostok.
"Jangan tinggalkan rekan Anda sendiri," imbuh Kemenlu Rusia melalui tagar.
Korut menutup perbatasan sejak Januari tahun lalu guna melindungi diri dari pandemi virus corona, yang kasus pertamanya muncul di China, negara tetangga mereka.
Dengan staf dan perbekalan yang tak bisa masuk, kegiatan para diplomat dan para pekerja bantuan di Korea Utara menjadi semakin berat.
Beberapa kedubes lalu memulangkan seluruh staf mereka.
Namun, Rusia yang berhubungan dekat dengan Korea Utara, mempertahankan jumlah delegasinya.
Baca juga: Korut Minta Kiriman Vaksin Covid-19, 2 Juta Dosis Siap Meluncur
Pada Jumat (26/2/2021) Kremlin berkata, perjalanan keluar dari Korea Utara menunjukkan layanan diplomatik tidak bisa dilakukan dengan santai.
"Tampaknya sangat menyenangkan dan elegan, tetapi kenyataannya ini adalah pekerjaan yang sangat kompleks, ketat, dan menuntut," ungkap jubir Kremlin, Dmitry Peskov, yang juga diplomat berpengalaman.
Joseph Stalin memainkan peran kunci dalam membentuk fondasi terbentuknya Korea Utara, dan Amerika Serikat membagi Semenanjung Korea menjadi dua zona dengan garis paralel ke-38.
Moskwa memiliki kedutaan besar di Pyongyang dekat kompleks kepemimpinan Korea Utara.
Sementara itu di Korea Selatan, netizen bereaksi dengan menyindir kisah diplomat Rusia yang pulang naik troli.
"Saya lega tidak lahir di Korea Utara," tulis netizen di salah satu portal internet terbesar Korsel, Naver.
"Tolong kembalikan gerobak Anda ke tempatnya," ejek netizen lainnya dikutip dari AFP.
Baca juga: Selebgram Nigeria Bantu Hacker Korea Utara Curi Uang Rp 21 Triliun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.